Lubuklinggau, (ANTARA Sumsel) - Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Bukit Sulap Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan, terpaksa memutus jalur distribusi air bersih terhadap puluhan pelanggan yang tidak membayar kewajiban selama tujuh bulan.
"Ya, itu terpaksa kita lakukan, padahal sudah diberikan waktu yang cukup panjang terhadap pelanggan agar melunasi tagihan rekening air tersebut," kata Direktur PDAM Tirta Bukit Sulap Kota Lubuklinggau Sofian Narta, Selasa.
Pihaknya telah memberikan toleransi terhadap pelanggan itu cukup lama yaitu mencapai tujuh bulan, mestinya setelah diberikan peringatan tiga kali selama tiga bulan sudah dicabut.
Namun bagi pelanggan yang menunggak dan sebagian besar petani dan pedagang itu tetap diberikan toleransi karena sejak anjloknya harga komoditas hasil perkebunan tahun lalu mereka sudah tak mampu membayar retribusi air bersih tersebut.
Ia menjelaskan dari 14.000 pelanggan PDAM di berbagai cabang dan ranting tercatat total tunggakan mencapai Rp1 miliar.
Faktor lain terjadi tunggakan itu juga disebabkan atas kekecewaan pelanggan karena ada jaringan pipa yang rusak, namun mereka tidak melaporkan ke petugas PDAM, sehingga pelanggan tidak menikmati air bersih tersebut.
Meskipun demikian dalam catatan pelanggan tetap ada tunggakan dan terus dihitung setiap bulan, setelah ditotal kerugian perusahaan cukup besar akibat kerusakan jaringan tersebut karena airnya mengalir keluar jaringan.
"Kalau mereka melapor, kami akan buat catatan khusus dan tidak akan membuat tagihan, tapi bila tidak melapor tetap diasumsikan air di rumah pelanggan itu terus mengalir," ujarnya.
Kasubag Langganan dan Humas PDAM Tirta Bukit Sulap Kota Lubuklinggau Umar Bukhori menambahkan pihaknya saat ini mengitensifkan jumlah pelanggan, dan mencabut langganan yang tidak disiplin membayar.
"Lebih baik memiliki pelanggan sedikit, dari pada banyak jumlahnya tapi tidak membayar rekening," katanya.
Ia menjelaskan pada periode Januari-Pebruari 2016 sebanyak 78 pelanggan diputus, sementara jumlah pelanggan baru 12 rumah tangga.
Kemudian masalah yang terjadi di PDAM antara lain belum memiliki jaringan pipa yang standar, sehingga masih ada rumah pelanggan yang belum dialiri air bersih karena jaraknya cukup jauh dari pusat distribusi. ujarnya.
"Ya, itu terpaksa kita lakukan, padahal sudah diberikan waktu yang cukup panjang terhadap pelanggan agar melunasi tagihan rekening air tersebut," kata Direktur PDAM Tirta Bukit Sulap Kota Lubuklinggau Sofian Narta, Selasa.
Pihaknya telah memberikan toleransi terhadap pelanggan itu cukup lama yaitu mencapai tujuh bulan, mestinya setelah diberikan peringatan tiga kali selama tiga bulan sudah dicabut.
Namun bagi pelanggan yang menunggak dan sebagian besar petani dan pedagang itu tetap diberikan toleransi karena sejak anjloknya harga komoditas hasil perkebunan tahun lalu mereka sudah tak mampu membayar retribusi air bersih tersebut.
Ia menjelaskan dari 14.000 pelanggan PDAM di berbagai cabang dan ranting tercatat total tunggakan mencapai Rp1 miliar.
Faktor lain terjadi tunggakan itu juga disebabkan atas kekecewaan pelanggan karena ada jaringan pipa yang rusak, namun mereka tidak melaporkan ke petugas PDAM, sehingga pelanggan tidak menikmati air bersih tersebut.
Meskipun demikian dalam catatan pelanggan tetap ada tunggakan dan terus dihitung setiap bulan, setelah ditotal kerugian perusahaan cukup besar akibat kerusakan jaringan tersebut karena airnya mengalir keluar jaringan.
"Kalau mereka melapor, kami akan buat catatan khusus dan tidak akan membuat tagihan, tapi bila tidak melapor tetap diasumsikan air di rumah pelanggan itu terus mengalir," ujarnya.
Kasubag Langganan dan Humas PDAM Tirta Bukit Sulap Kota Lubuklinggau Umar Bukhori menambahkan pihaknya saat ini mengitensifkan jumlah pelanggan, dan mencabut langganan yang tidak disiplin membayar.
"Lebih baik memiliki pelanggan sedikit, dari pada banyak jumlahnya tapi tidak membayar rekening," katanya.
Ia menjelaskan pada periode Januari-Pebruari 2016 sebanyak 78 pelanggan diputus, sementara jumlah pelanggan baru 12 rumah tangga.
Kemudian masalah yang terjadi di PDAM antara lain belum memiliki jaringan pipa yang standar, sehingga masih ada rumah pelanggan yang belum dialiri air bersih karena jaraknya cukup jauh dari pusat distribusi. ujarnya.