Iran serukan berhenti membela Israel, respons pernyataan Uni Eropa

id iran,perang iran-israel,iran serukan berhenti membela israel,iran serang israel,amerika serikat,zionis

Iran serukan berhenti membela Israel, respons pernyataan Uni Eropa

Sebuah bus hancur setelah terkena serangan rudal Iran di Herzliya, Israel Tengah (17/6/2025). Perang rudal antara Iran dan Israel telah memasuki hari kelima, dimana setidaknya 244 orang telah tewas di Iran dan 24 orang tewas di Israel. ANTARA FOTO/JINI via Xinhua/Gideon Markowicz/bar

Jakarta (ANTARA) - Iran menanggapi pernyataan seorang pejabat Uni Eropa (EU) yang menyerukan agar perang Iran-Israel dihentikan tetapi tidak mengecam Israel yang memulai konflik tersebut.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmaeil Baqaei mengatakan upaya de-eskalasi tidak akan berhasil jika Israel sebagai pelaku agresi dan kejahatan perang tidak dikecam.

"Berhentilah menjadi pembela agresor," kata Baqaei dalam sebuah unggahan di X pada Selasa (17/6), menanggapi pernyataan Perwakilan Tinggi EU untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Kaja Kallas.

Sebelumnya di platform media sosial yang sama, Kallas mengatakan bahwa para menteri EU "sepakat bahwa Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir" dan upaya meredakan situasi "sangat mendesak."

Baqaei menegaskan bahwa program nuklir Iran sepenuhnya bersifat damai dan berada di bawah pengawasan ketat Badan Energi Atom Internasional (IAEA).


Baca juga: Pangkalan AS terancam diserang militan Irak jika dukung Israel

Namun di lain pihak, kata dia, Israel justru memiliki senjata nuklir dan terus menghambat upaya perlucutan senjata di kawasan itu.

"Bagaimana bisa Anda mengkhawatirkan program damai Iran yang diawasi IAEA, tetapi mengabaikan fakta bahwa rezim Israel memiliki persenjataan nuklir?" kata Baqaei.

"Iran tidak pernah berusaha membuat senjata nuklir. Justru rezim agresor itulah yang menjadi satu-satunya penghalang agar 'Timur Tengah bebas dari senjata nuklir' (yang telah diusulkan Iran sejak 1974)."

"Bagaimana Anda bisa berkata soal '#de-eskalasi' tanpa mengutuk sang agresor dan mendesak mereka untuk menghentikan agresi & kejahatan perang mereka?!" kata Baqaei.

Israel melancarkan serangan ke wilayah Iran pada 13 Juni, yang menghantam sejumlah fasilitas dan membunuh warga sipil serta pejabat militer tinggi Iran.

Baca juga: Presiden Iran ajak negara-negara Muslim gagalkan rencana jahat Israel

Baqaei pada Selasa (17/6) mengunjungi sebuah rumah sakit di Teheran untuk menemui beberapa orang yang terluka dalam serangan Israel.

Saat di sana, dia mengatakan bahwa perempuan dan anak-anak menjadi korban terbanyak dalam beberapa hari terakhir.

"Semua ini adalah kejahatan perang dan harus dicatat," kata dia, seraya menyatakan bahwa Israel, sekutunya, dan siapa pun yang membenarkan agresi tersebut harus bertanggung jawab.

Dia mengungkapkan bahwa sejak awal agresi, Israel telah menyerang kawasan permukiman, rumah sakit, dan fasilitas sipil.

Beberapa fasilitas yang diserang antara lain Rumah Sakit Anak Loqman Hakim di Teheran, rumah sakit di Kermanshah, dan markas pemadam kebakaran di Ilam.

Baqaei juga mengatakan bahwa Israel telah melakukan agresi tanpa alasan terhadap Iran.

Jika PBB dan negara-negara lain ingin membantu, mereka harus memaksa Israel untuk menghentikan kejahatannya. Itulah tuntutan bangsa Iran, katanya.

Baca juga: Mantan Penasihat Pentagon: Perang Iran-AS bisa meledak jadi PD III

Sumber: IRNA-OANA

Pewarta :
Editor: Dolly Rosana
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.