"Ayah saya tertarik (untuk bergabung), akhirnya join tanggal 17 Mei dan membeli 100 sesi (PT) di tanggal 21 Mei," katanya.
V merasa ayahnya dijebak dengan desakan promosi pihak GG yang meminta ayahnya segera bertransaksi pada Mei 2025.
"Sebenarnya bapak saya sudah tunda untuk join dan ambil sesi PT karena masih menimbang-nimbang tapi terdesak karena ada promo-promo yang diinfokan segera berakhir," katanya.
V mempertanyakan pihak manajemen GG yang membiarkan pemasaran dan pelatih pribadi tetap menjual jasa, padahal akan berhenti beroperasi.
Ayah V tercatat membeli 100 sesi latihan dengan pelatih pribadi seharga Rp25 juta.
LP maupun V merupakan dua dari puluhan anggota GG yang mendesak pengembalian dana keanggotaan maupun pembelian sesi PT.
Sementara Manajer GG di sebuah mal di Jaksel, berinisial Ma, menyebut hingga saat ini, tidak ada opsi pengembalian dana kepada para anggota.
"Opsinya melakukan pemindahan membership ke beberapa klub kami lainnya, yaitu di Bintaro Exchange, The Breeze, Mall of Indonesia, dan Baywalk, melakukan transfer membership/ sesi PT ke non member tanpa biaya, dan cuti membership sampai dengan 31 Desember 2025 tanpa biaya," kata Ma.
Klub kebugaran GG mengumumkan kepada para anggotanya jika akan berhenti beroperasi pada 30 Juni 2025.
Terdapat enam klub GG yang akan tutup pada akhir bulan ini, yakni dua cabang Jakarta Selatan, satu cabang di Jakarta Barat, satu cabang di Alam Sutra, Tangerang, dan dua cabang di Jawa Barat, yakni di Bekasi dan Bandung.
Dalam pengumumannya, pihak GG memastikan semua anggota selanjutnya dapat mengakses lima cabang klub GG lainnya yang masih beroperasi, yakni di dua cabang Tangerang, dua cabang di Jakarta Utara, dan satu cabang di Surabaya, Jawa Timur.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Jelang tutup, pengguna klub kebugaran GG desak pengembalian dana
