"Kami sangat mengharapkan belanja pemerintah mencapai full throttle di paruh kedua tahun 2025," ujarnya.
Selain itu, peningkatan belanja pemerintah diharapkan bisa menjadi pengubah persepsi penting untuk para pelaku ekonomi.
Di sisi pasar modal, minat investor baik asing maupun lokal sudah tinggi untuk Indonesia, dan semuanya menunggu kabar baik dari pemerintah.
Kalau ekspektasi perbaikan tercapai, arus modal asing akan kembali ke Indonesia, di tengah goncangan global yang ada.
Fakhrul memperkirakan, dengan adanya perbaikan ekonomi, seharusnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS bisa terus menguat ke bawah Rp16.000, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa menguat ke level 7.750.
"Eksekusi belanja yang transparan dan tepat sasaran sangat ditunggu," katanya.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto resmi mengumumkan pemberian paket insentif dan stimulus ekonomi senilai Rp24,44 triliun guna menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional tetap positif selama Juni-Juli.
Menkeu Sri Mulyani merinci lima paket stimulus tersebut antara lain diskon transportasi, diskon tarif tol, tambahan bansos, Bantuan Subsidi Upah (BSU), dan perpanjangan diskon iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Ekonom: Stimulus ekonomi perlu diikuti peningkatan belanja pemerintah