Gangguan otot turunkan kualitas hidup setelah stroke

id gangguan otot,stroke,lemah otot

Gangguan otot turunkan kualitas hidup setelah stroke

Ilustrasi - Seorang pria yang mengalami gangguan otot. ANTARA/Shutterstock/am.

Penderitanya juga bisa mengalami risiko stroke ulang akibat kondisi yang tidak aktif, sehingga meningkatkan kejadian hipertensi, diabetes dan hiperkolestrolemia.

Lebih lanjut ia membeberkan jenis masalah otot yang dapat mengenai penderita stroke. Sebanyak 20 hingga 30 persen kasus menderita spastisitas yakni peningkatan tonus otot yang menyebabkan kekakuan dan keterbatasan gerakan pada penderitanya.

Kemudian ada kelemahan otot sebagian (paresis) atau total (plegi) yang terjadi pada satu sisi tubuh, Pada paresis, kekuatan otot hilang dan mengakibatkan penderita kesulitan dalam mempertahankan posisi tubuh dan aktivitasnya.

Selain itu ada gangguan kontrol motorik yang menyebabkan tremor dan refleks berlebih, memengaruhi keseimbangan dan koordinasi tubuh.

Menurut Maria gangguan otot dapat disembuhkan apabila penderitanya rutin menjalankan terapi latihan. Terapi tersebut berfungsi untuk meningkatkan kekuatan dan fleksibilitas otot, meningkatkan lingkup gerak sendi dan memperbaiki fungsi motorik.

“Pemakaian alat bantu atau penopang sendi juga bisa membantu kita memperbaiki posisi dan meningkatkan lingkup gerak pada sendi,” kata dia.

Maria mengatakan penanganan terhadap masalah otot juga dapat diatasi lewat teknik stimulasi listrik. Teknik ini akan membantu merangsang kontraksi otot, meningkatkan sirkulasi darah dan proses pemulihan.



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Gangguan otot turunkan kualitas hidup setelah stroke