Jakarta (ANTARA) - Peringatan Hari Pahlawan pada tanggal 10 November setiap tahunnya adalah salah satu momen penting dalam kalender nasional Indonesia.
Meskipun di era digital ini masyarakat semakin terhubung secara global dan kemajuan teknologi berkembang pesat, upacara dan peringatan terkait Hari Pahlawan tetap menjadi bagian integral dari pembentukan karakter bangsa.
Era digital yang serba canggih, dengan segala bentuk inovasi baru dapat mengubah pola pikir dan cara hidup masyarakat, tetapi tetap saja penting untuk mengingat dan memperingati jasa-jasa para pahlawan yang telah berjuang untuk kemerdekaan dan kemajuan negara.
Hari Pahlawan bukan sekadar peringatan terhadap sejarah, tetapi juga berfungsi sebagai sarana untuk membangun dan memperkuat identitas nasional.
Dalam konteks Indonesia, pahlawan nasional adalah figur yang memperjuangkan kemerdekaan dan kedaulatan negara, melawan penjajahan dan ketidakadilan, serta mendirikan fondasi bagi kemajuan bangsa.
Meskipun dunia kini memasuki era globalisasi yang serba terhubung dan digital, peringatan ini penting untuk mengingatkan kembali pada nilai-nilai yang mengikat bangsa ini: persatuan, keberagaman, dan semangat perjuangan.
Teori-teori dalam bidang sosiologi dan psikologi sosial, seperti teori social identity yang dikemukakan oleh Henri Tajfel (1982), menunjukkan bahwa identitas kelompok, dimana dalam hal ini identitas bangsa Indonesia, dibentuk melalui pengakuan terhadap simbol-simbol budaya dan sejarah yang membentuk suatu kelompok sosial.
Pahlawan nasional menjadi simbol yang memperkuat rasa bangga terhadap identitas Indonesia dan semangat kolektif bangsa. Peringatan Hari Pahlawan memungkinkan masyarakat untuk mengingat kembali asal-usul perjuangan bangsa dan memberikan rasa memiliki terhadap Tanah Air.
Era digital
Meskipun digitalisasi telah mengubah cara orang mengakses informasi, peringatan Hari Pahlawan tetap penting sebagai kesempatan untuk mendalami sejarah dan mengenalkan generasi muda pada kisah-kisah heroik perjuangan kemerdekaan.