Hari Pahlawan era digital

id hari pahlawan,generasi muda,karakter bangsa,bela negara,identitas bangsa,era digital

Hari Pahlawan era digital

Sejumlah anggota komunitas Surabaya Juang dan Roode Brug Soerabaia menabur bunga saat berziarah di Makam Pahlawan Nasional Bung Tomo di TPU Ngagel, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (10/11/2024). ANTARA FOTO/Didik Suhartono

Saat ini, informasi tentang pahlawan dan sejarah Indonesia dapat diakses dengan mudah melalui internet, namun tantangan terbesarnya adalah bagaimana informasi tersebut disaring dan dipahami dengan benar. Era digital membawa dampak positif dan negatif terkait pemahaman sejarah.

Menurut riset yang dilakukan oleh Anderson (1991) dalam Imagined Communities, sejarah bangsa sering kali diromantisasi atau dibentuk untuk menciptakan kesatuan dalam masyarakat. Peringatan Hari Pahlawan, dengan segala bentuk kegiatan yang diadakan, dapat mengonfirmasi dan mempertegas narasi sejarah yang benar, serta memberikan konteks yang lebih mendalam tentang perjuangan pahlawan.

Dalam era digital, pendidikan sejarah juga dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai media digital, seperti dokumenter, podcast, atau platform pembelajaran daring yang lebih mudah diakses oleh anak muda.

Namun, tantangan digitalisasi adalah "kebenaran" informasi yang beredar. Sebuah studi oleh Bennett et al. (2017) mengungkapkan bahwa dalam dunia digital, informasi dapat dengan mudah dimanipulasi atau terdistorsi. Oleh karena itu, peringatan Hari Pahlawan juga menjadi penting untuk memberikan panduan dalam menyaring informasi yang tepat dan mencegah penyebaran hoaks atau misinformasi, yang bisa mengaburkan pemahaman tentang sejarah bangsa.


Nilai kebangsaan

Di tengah kemajuan teknologi yang sangat cepat, nilai-nilai kebangsaan bisa tergerus oleh arus globalisasi yang mengedepankan nilai-nilai universal. Pengaruh budaya asing yang semakin dominan dapat membuat generasi muda merasa kurang terhubung dengan sejarah dan budaya lokal.

Globalisasi dapat membawa dampak baik dalam hal pertukaran informasi, namun juga bisa menyebabkan hilangnya rasa kebangsaan yang mendalam.

Menurut teori Cultural Globalization oleh Arjun Appadurai (1996), meskipun terjadi globalisasi budaya, identitas lokal tetap dapat dipertahankan jika ada usaha untuk memelihara dan merayakan tradisi dan nilai lokal.

Peringatan Hari Pahlawan adalah cara untuk memastikan bahwa meskipun dunia terus berubah dan teknologi berkembang, Indonesia tetap memiliki pegangan pada sejarah dan nilai-nilai dasar yang telah membentuk negara ini.

Peringatan ini mengingatkan generasi muda akan perjuangan yang telah dilakukan oleh para pahlawan untuk mencapai kemerdekaan dan menciptakan Indonesia yang bebas dari penjajahan. Tanpa pemahaman yang mendalam tentang perjuangan ini, akan sulit bagi generasi muda untuk menghargai kemerdekaan dan menumbuhkan rasa nasionalisme yang kuat di tengah dunia yang semakin terbuka.

Salah satu alasan kuat mengapa peringatan Hari Pahlawan penting adalah kemampuannya untuk menginspirasi generasi muda dalam meneruskan semangat kepahlawanan.

Dalam konteks era digital, perjuangan bukan hanya berwujud dalam pertempuran fisik atau peperangan, melainkan juga dalam mempertahankan nilai-nilai kebenaran, keadilan, dan kebebasan dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam konteks ini, pahlawan masa kini dapat berbentuk pemimpin sosial, pengusaha yang berinovasi, atau individu yang berjuang untuk keadilan sosial.

Hasil riset menunjukkan bahwa pendidikan karakter yang mengangkat nilai kepahlawanan melalui peringatan Hari Pahlawan dapat meningkatkan semangat juang dan rasa tanggung jawab sosial di kalangan generasi muda.


Teknologi dan medsos

Dalam era digital, peringatan Hari Pahlawan juga dapat dimanfaatkan melalui platform media sosial (medsos) untuk menyebarkan nilai-nilai kepahlawanan kepada masyarakat luas. Dengan bantuan teknologi, konten-konten yang mengedukasi tentang perjuangan para pahlawan bisa dengan mudah diakses, disebarluaskan, dan mendapat perhatian dari berbagai kalangan.

Kampanye digital yang berfokus pada nilai-nilai nasionalisme dan semangat juang dapat menjangkau lebih banyak orang daripada hanya melalui cara tradisional seperti upacara atau pertemuan fisik.

Seiring dengan perkembangan teknologi dan penggunaan media sosial yang sangat besar di kalangan anak muda, generasi muda dapat turut serta dalam merayakan Hari Pahlawan dengan berbagi informasi, video, atau pesan-pesan yang menginspirasi terkait perjuangan pahlawan. Ini merupakan cara yang efektif untuk membuat peringatan tersebut lebih relevan dan menarik bagi generasi muda yang lebih akrab dengan dunia maya.

Peringatan Hari Pahlawan di era digital tetap sangat relevan dan memiliki peran yang sangat penting dalam membangun identitas nasional, menyebarkan pengetahuan sejarah, dan memperkuat semangat kebangsaan.

Meskipun teknologi telah mengubah banyak aspek kehidupan, nilai-nilai yang diperjuangkan oleh pahlawan kita tidak boleh terlupakan. Peringatan ini menjadi titik temu antara masa lalu dan masa depan, di mana generasi muda dapat belajar dari perjuangan pahlawan untuk membangun masa depan yang lebih baik.

Dengan menggunakan media digital dan berbagai platform teknologi, kita dapat memastikan bahwa semangat perjuangan para pahlawan tetap hidup dan terus menginspirasi, serta tetap relevan dengan kebutuhan zaman.


*) Dr. M. Lucky Akbar, S.Sos, M.Si, Kepala Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan Jambi

 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Peringatan Hari Pahlawan di era digital, relevansi bagi generasi muda
​​​​​​​