PT Inalum optimalkan 510 tungku wujudkan produksi 300.000 ton

id PT Inalum, inalum, produsen aluminium,berita sumsel, berita palembang

PT Inalum optimalkan 510 tungku wujudkan  produksi 300.000 ton

Superintendent Fasilitas Pencetakan Metal Cair PT Inalum Danu memberikan penjelasan kepada wartawan mengenai proses pencetakan aluminium. ANTARA/Yudi Abdullah/23

Tungku atau pot pada smelter PT Inalum di Kuala Tanjung melalui proses peralihan teknologi (upgrade) yang tengah berlangsung, kemampuan produksinya bisa meningkat menjadi 1,6 ton per hari/pot.

Kegiatan 'upgrade' ratusan pot smelter itu memungkinkan karena ada teknologi baru yang diadopsi dari China serta sumber energi listrik sendiri yang besar dari dua pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yakni PLTA Sigura-gura dan PLTA Tangga dengan kapasitas 603 Mega Watt (MW), kata Yuda.

Sementara Superintendent Fasilitas Pencetakan Metal Cair PT Inalum Danu menjelaskan bahwa melalui unitnya metal cair diolah dan dicetak menjadi tiga produk yakni aluminium ingot, aloy, dan billet yang secara keseluruhan produksinya mencapai 700 ton/hari.

Aluminium ingot merupakan aluminium murni memiliki karakteristik yang ringan, kuat, mudah dibentuk, tahan korosi, dan mempunyai konduktivitas listrik tinggi.

Kemudian aloy biasa digunakan industri otomotif seperti untuk membuat blok mesin dan velg, sedangkan billet biasa digunakan sebagai campuran material gerbong kereta api, rangka kendaraan bermotor dan digunakan secara luas pada konstruksi atap bangunan, kata Danu.

Sementara sebelumnya Direktur Utama PT Inalum Danny Praditya menjelaskan bahwa peningkatan
produksi perusahaannya didukung upaya peningkatan kapasitas produksi perusahaan melalui 'upgrading pot'.

PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) yang menjadi bagian Holding BUMN Pertambangan MIND ID sejak 2019, terus meningkatkan produksi dan hilirisasi produk sebagai upaya memberi nilai tambah bagi negeri dan kemandirian industri aluminium nasional.

Mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan atau ' 'Sustainable Development Goals (SDGs)', serta terpenuhinya sisi lingkungan, sosial, dan tata kelola yang baik (environmental, social, and governance -ESG), terutama pada aspek pengelolaan yang ramah lingkungan, kata Danny.