Palembang (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) berupaya meningkatkan keikutsertaan laki-laki terhadap kontrasepsi mantap pada pria/ MOP atau vasektomi di Indonesia.
“Saat ini keikutsertaan laki-laki terhadap kontrasepsi mantap terbilang masih rendah hanya sebesar 0,5 persen, maka dari itu kami berupaya meningkatkan hal tersebut dengan beberapa metode,” kata Deputi bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) BKKBN RI saat diwawancarai wartawan di Palembang, Senin.
Menurut dia, rendah keikutsertaan lelaki mengikuti KB vasektomi adalah kurangnya edukasi dan pengetahuan, gengsi untuk melakukan vaksetomi, dan juga karena kebanyakan dari mereka mempercayai mitos apabila sudah melakukan vaksetomi dapat mengurangi gairah ketika melakukan hubungan seksual.
Maka dari itu, pihaknya terus memberikan edukasi pentingnya melakukan vaksetomi dengan cara membentuk kelompok motivator, dimana anggota kelompok tersebut berisikan orang yang melakukan vaksetomi.
“Dengan berisikan orang-orang yang sudah melakukan vaksetomi ini lebih gampang dipercaya sehingga dapat memotivasi lelaki yang belum melakukan vaksetomi,” katanya.
Kemudian, BKKBN membentuk tim vaksetomi di kabupaten/kota Indonesia masing-masing satu tim, dengan begitu masyarakat tidak perlu ke luar kota hanya untuk melakukan vaksetomi dan juga memberikan uang saku senilai Rp300 ribu selama tiga bagi yang sudah melakukan kontrasepsi mantap.
Setelah dilakukan upaya-upaya tersebut, katanya, diharapkan dapat meningkatkan keikutsertaan lelaki terhadap kontrasepsi mantap pada tahun 2023.
Eni juga mengimbau masyarakat agar menjadikan KB itu sebagai alat untuk meningkatkan kualitas keluarga dan juga sebagai kesehatan reproduksi khususnya perempuan.
“Jadikan kontrasepsi itu sebagai kebutuhan untuk menjaga kualitas reproduksi dan juga kualitas anak, dan juga membatasi kelahiran agar terhindar dari kanker serviks (pada leher rahim), ataupun penyakit lainnya pada usia lanjut,” imbaunya.