Jakarta (ANTARA) - Ganda putra Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan mengatakan bahwa permainan di depan net (netting) menjadi penyelamat mereka saat menghadapi tekanan pada babak pertama Singapore Open 2023, Rabu.
Pola tersebut menjadi andalan mereka setelah mengalami kekalahan gim pembuka dan belum bisa keluar dari tekanan pada awal gim kedua saat menghadapi Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmusen dari Denmark.
"Di gim kedua saat masih di awal-awal gim, kami masih banyak mati sendiri. Belum bisa keluar dari tekanan. Pas di interval kedua, pelatih bilang, kami diminta bermain seenak mungkin saja. Lebih banyak permainan net. Juga jangan terlalu main panjang-panjang dan kencang-kencang," kata Yeremia dalam informasi resmi PP PBSI di Jakarta, Kamis.
Setelah berusaha mengubah pola permainan berdasarkan arahan pelatih, Pram/Yere pun mulai mendapat kenyamanan dan bisa mengejar ketertinggalan.
Pola permainan mereka berbeda dibandingkan gim pertama, yang bermain terlalu terburu-buru dan banyak mengangkat pukulan. Kesalahan tersebut menjadi tekanan bagi duet Indonesia itu, sehingga membuat mereka kehilangan keunggulan gim pertama.
Berita Terkait
Pemprov Sumsel bantu Rp 2 miliar untuk perbaikan asrama putra SMAN 3 Unggulan Kayuagung
Rabu, 8 Mei 2024 12:18 Wib
KA tabrak bus Putra Sulung di OKU Timur Sumsel makan korban jiwa
Minggu, 21 April 2024 18:00 Wib
Jonatan teruskan tradisi tunggal putra Indonesia sebagai finalis BAC
Minggu, 14 April 2024 11:21 Wib
Taklukkan ganda putra Malaysia, Ganda putra Sabar/Reza juara Spain Masters
Minggu, 31 Maret 2024 22:12 Wib
Ternyata pola makan tak sehat faktor utama penyakit jantung
Rabu, 27 Maret 2024 9:28 Wib
Sopir truk tronton malah kabur setelah kendaraanya ditabrak KA Putra Deli
Rabu, 20 Maret 2024 11:32 Wib
Jadwal Minggu: All Indonesian Final tunggal putra All England 2024
Minggu, 17 Maret 2024 9:48 Wib
Mengulang 25 tahun lalu, 2 tunggal putra sekaligus tembus semifinal All England
Sabtu, 16 Maret 2024 10:31 Wib