Palembang (ANTARA) - PT Bukit Asam (Persero) bekerja sama dengan Paguyuban Krajan Lampung memberdayakan 1.127 orang lanjut usia (Lansia) untuk memproduksi tusuk sate dalam program tanggung jawab sosial perusahaan.
Rilis pers diterima Antara, Selasa, General Manager PTBA Unit Pelabuhan Tarahan Dadar Wismoko mengatakan program bagi para lansia ini bertujuan meningkatkan perekonomian keluarga dan perekonomian desa.
Pembuatan tusuk sate oleh 1.127 lansia ini juga telah mendapat rekor dari Museum Rekor Indonesia karena untuk kali pertama di Indonesia, bahkan dunia, kata Dadar.
PTBA meluncurkan program ini juga ingin mengatasi masalah pengangguran di Desa Sidomulyo, Lampung.
Oleh karena itu, PTBA Unit Pelabuhan Tarahan sejak tahun 2018 telah melakukan pendampingan dan pengembangan produksi tusuk sate di desa tersebut.
Bukan hanya mengawal dalam produksi, PTBA juga melakukan penguatan kelembagaan mitra binaan menjadi koperasi.
Ia menjelaskan program pengembangan produksi tusuk sate berawal dari keprihatinan Paguyuban Krajan akan ketergantungan Indonesia pada tusuk sate impor. Dengan dukungan dari PTBA, masyarakat Desa Sidomulyo tergerak membuka peluang bisnis baru.
Setiap lansia dapat memproduksi 5 kg tusuk aste per hari dengan pendapatan rata-rata per bulan Rp1,2 juta.
Masyarakat yang diberdayakan dari program pembuatan tusuk sate pun melakukan kegiatan pemberdayaan dan amal dengan menyisihkan sebagian laba penjualan tusuk sate.
Setiap bulan, laba sebesar Rp6-8 juta didistribusikan untuk operasional TPQ Mutiara Ummat Insani yang mengasuh 37 santri. Selain itu, sebagian laba juga disisihkan untuk bedah rumah para lansia, yang mana sudah tujuh unit yang mendapat bantuan bedah rumah.
Produksi tusuk sate merupakan bagian dari Program Bamboo for Life yang dijalankan PTBA sejak 2014 di area Pelabuhan Tarahan, kemudian dilanjutkan ke berbagai daerah di sekitar perusahaan.
Penanaman bambu sudah mencapai 13.624 pohon di atas lahan seluas 49 Ha, dengan serapan karbon mencapai 3.509 ton CO2e per tahun.
Manager Umum SDM dan CSR PTBA Unit Pelabuhan Tarahan Hamdani mengatakan bahwa pihaknya melakukan berbagai pendampingan pemberdayaan masyarakat dengan memperhatikan standar ESG dan GRC sebagai bentuk Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
Tak hanya konservasi lingkungan, PTBA Unit Pelabuhan Tarahan sejak 2018 membantu masyarakat melakukan hilirisasi bambu.
Selain tusuk sate, bambu juga diolah menjadi cuka bambu dengan berbagai produk turunan seperti pupuk organik cair, hand sanitizer, obat herbal cuka bambu, hingga disinfektan.