Nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS menguat ditopang surplus neraca perdagangan

id rupiah,nilai tukar rupiah,dolar as,rupiah menguat,valuta asing,transaksi antarbank

Nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS menguat ditopang surplus neraca perdagangan

Pekerja menghitung uang Dollar Amerika Serikat dan Rupiah di sebuah tempat penukaran uang di Jakarta, Kamis (28/3/2019). Pada penutupan perdagangan, Rupiah menjadi salah satu mata uang dengan kinerja terburuk di kawasan Asia setelah ditutup melemah 0,25 persen ke level 14.243. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wsj/pri.

Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore, menguat ditopang surplus neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2022.

Rupiah ditutup menguat 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp14.898 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.908 per dolar AS.

"Dari domestik, rupiah sangat jelas kembali terbantu oleh data ekonomi yang solid, yang kali ini adalah neraca perdagangan Indonesia yang mencatatkan surplus 26 bulan berturut-turut," kata analis DCFX Futures Lukman Leong saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2022 mengalami surplus 5,76 miliar dolar AS dengan nilai ekspor 27,91 miliar dolar AS dan impor 22,15 miliar dolar AS, dan merupakan surplus selama 28 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

Surplus neraca perdagangan pada Agustus 2022 ditopang oleh surplus neraca komoditas nonmigas. Adapun neraca perdagangan nonmigas tercatat surplus 7,74 miliar dolar AS dengan komoditas penyumbang surplus utama yaitu bahan bakar mineral, besi dan baja, lemak dan minyak hewan nabati.

Dengan demikian, neraca perdagangan secara kumulatif pada Januari-Agustus 2022 mengalami surplus 34,92 miliar dolar AS atau tumbuh 68,6 persen dibandingkan periode yang sama di tahun lalu.

Adapun nilai ekspor pada Januari-Agustus 2022 mencapai 194,60 miliar dolar AS atau meningkat 35,42 persen. Sementara nilai impor sebesar 159,69 miliar dolar AS atau meningkat 29,84 persen.

"Pelaku pasar juga menantikan pertemuan untuk kebijakan Bank Indonesia minggu depan, dan ada kemungkinan untuk BI kembali menaikkan suku bunga," ujar Lukman.

Sementara itu dari eksternal, lanjut Lukman, indeks dolar AS hari ini menguat tipis dan cenderung dalam konsolidasi.

"Penguatan dolar AS pasca data inflasi AS kelihatannya sudah priced-in dan pasar mengantisipasi pertemuan FOMC minggu depan untuk petunjuk baru akan sikap The Fed dalam kebijakan kenaikan suku bunga," kata Lukman.

Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.910 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.877 per dolar AS hingga Rp14.911 per dolar AS.

Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis menguat ke posisi Rp14.899 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.923 per dolar AS.