Palembang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan menyebutkan jumlah titik panas yang dapat memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) selama Januari-Agustus 2022 mengalami penurunan dibanding periode yang sama tahun 2021.
"Berdasarkan data Januari hingga Agustus tercatat sekitar 1.750 titik panas atau mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 2.000 lebih titik panas," kata Kepala BPBD Sumatera Selatan Iriansyah di Palembang, Rabu.
Ia menyebutkan penurunan itu karena saat musim kemarau tahun ini masih terdapat banyak hujan.
Dia menjelaskan, titik panas terbanyak terpantau di dua kabupaten yang tergolong rawan terjadi karhutla yakni Kabupaten Musi Banyuasin dan Musirawas masing-masing terdapat 200 lebih titik panas.
Daerah yang terpantau titik panas dilakukan operasi pendinginan oleh tim BPBD didukung TNI/Polri, dan Manggala Agni melalui patroli darat dan udara untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan, katanya.
Menurut dia, pihaknya bersama tim gabungan Satgas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Sumsel pada musim kemarau tahun ini intensif melakukan pemantauan perkembangan titik panas untuk mencegah terjadinya karhutla yang dapat mengakibatkan bencana kabut asap.
Tim gabungan sejak Maret hingga September 2022 ini terus didorong intensif memantau perkembangan titik panas di daerah rawan karhutla seperti Kabupaten Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Banyuasin, Musi Banyuasin dan Kabupaten Musirawas.
Untuk melakukan pemantauan titik panas yang berpotensi menjadi titik api dan mengakibatkan karhutla, ditingkatkan kegiatan patroli darat dan udara menggunakan beberapa helikopter.
Selain itu pihaknya juga rutin melakukan rapat koordinasi dalam pencegahan kebakaran hutan dan lahan di provinsi yang memiliki kawasan hutan dan lahan gambut yang cukup luas mencapai jutaan hektare.
Guna mengawasi hutan dan lahan di provinsi dengan 17 kabupaten dan kota itu, memerlukan kerja sama dan dukungan semua pihak.
Selain itu partisipasi masyarakat juga memiliki peran yang besar dalam melakukan tindakan pencegahan dan penanggulangan karhutla yang dapat terjadi pada setiap musim kemarau.
Melalui upaya tersebut diharapkan kebakaran hutan dan lahan pada musim kemarau tahun ini bisa dikendalikan dengan baik sehingga bencana kabut asap yang dapat mengganggu berbagai aktivitas dan kesehatan masyarakat dapat dihindari, ujar Iriansyah.
Berita Terkait
BMKG sebut potensi hujan lebat di 18 provinsi
Minggu, 24 Maret 2024 8:16 Wib
Tahukan anda, ternyata gigitan nyamuk naik 2,5 kali lipat di cuaca panas
Kamis, 21 Maret 2024 22:27 Wib
Waspada, cuaca panas terik berpotensi tingkatkan kasus dengue
Kamis, 21 Maret 2024 19:00 Wib
14 titik panas di Sumatera Selatan, lokasi di lahan non gambut
Kamis, 21 Maret 2024 13:00 Wib
BMKG deteksi 19 titik panas di Sumut
Selasa, 19 Maret 2024 15:09 Wib
Riau daerah pertama status siaga darurat karhutla 2024
Kamis, 14 Maret 2024 9:00 Wib
Malaysia mulai antisipasi dampak kesehatan serangan cuaca panas
Sabtu, 2 Maret 2024 11:57 Wib
Sejumlah kiat menghadapi cuaca panas ekstrem tahun 2024
Senin, 29 Januari 2024 16:37 Wib