Jakarta (ANTARA) - Episenter atau pusat gempa yang terjadi di Samudra Hindia pada Rabu (25/5) malam pukul 22.05 WIB berkekuatan magnitudo 5,9 berdekatan dengan pusat gempa pada 2 Maret 2016 dengan magnitudo 7,8 yang memicu tsunami kecil.
"Gempa magnitudo 5,9 semalam yang bersumber di Investigator Fracture Zone (IFZ) di Wharton Basin Samudra Hindia, episenternya berdekatan dengan gempa besar pada 2016 yang berpotensi tsunami," kata Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono di Jakarta, Kamis.
Gempa pada Rabu (25/5) sebelumnya tercatat bermagnitudo 6,2, kemudian diperbarui menjadi magnitudo 5,9 terletak pada koordinat 4,06 derajat Lintang Selatan - 93,57 derajat Bujur Timur tepatnya di laut pada jarak 828 Km arah barat daya Lahomi Nias, Sumatera Utara dengan kedalaman 10 km.
Gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal dipicu deformasi batuan di IFZ di Wharton Basin, Samudra Hindia dengan mekanisme geser (strike-slip) yang merupakan ciri mekanisme gempa di Investigator Fracture Zone (IFZ).
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan mendatar (strike-slip fault).
Dampak gempa berdasarkan laporan masyarakat berupa guncangan dirasakan di Nias Selatan pada skala II-III MMI, dimana getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa seakan-akan ada truk berlalu.
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut, karena lokasi episenternya yang cukup jauh dari Pulau Sumatra, gempa ini tidak berdampak merusak.
Hasil pemodelan tsunami dengan sumber gempa tersebut tidak berpotensi tsunami. Hingga Kamis pagi, hasil pantauan BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan (aftershock).
Pada 2 Maret 2016, gempa bermagnitudo 7,8 terjadi di lepas pantai Barat Kepulauan Mentawai (Barat Daya Kepulauan Mentawai-Sumbar), pukul 19.49.41 WIB, lokasi 4.92 derajat LS dan 94.39 derajat BT dengan kedalaman 10 km, berpotensi tsunami di sebagian wilayah Indonesia.
BMKG mengeluarkan peringatan dini tsunami yang kemudian diakhiri pada pukul 22.32.42 WIB untuk seluruh wilayah Indonesia. Hasil catatan observasi muka laut di Padang dan Cocos Island-Australia terekam kenaikan muka air laut masing-masing 5 cm dan 10 cm.
Berita Terkait
Cegah Karhutla, tiga perusahaan di OKI tingkatkan kapasitas tim penanggulangan kebakaran
Rabu, 13 November 2024 19:51 Wib
Nias Barat diguncang gempa magnitudo 4,2
Senin, 28 Oktober 2024 9:32 Wib
Pemkab Muara Enim latih 60 orang aktivis perlindungan anak
Senin, 28 Oktober 2024 8:25 Wib
Muara Enim inventarisasi adat budaya Bumi Serasan Sekundang
Sabtu, 26 Oktober 2024 16:00 Wib
Palembang inventarisasi acara 2025 pemantik wisatawan
Jumat, 25 Oktober 2024 6:10 Wib
Balai Bahasa Sumsel gulirkan terus revitalisasi bahasa daerah
Kamis, 24 Oktober 2024 15:00 Wib
Kolaborasi untuk melestarikan Bumi
Rabu, 23 Oktober 2024 12:40 Wib
Jejak Bumi Indonesia tanam 200 ribu bibit pohon cegah banjir
Selasa, 8 Oktober 2024 12:08 Wib