Perjalanan Emilia dari cedera hingga bawa bendera Indonesia

id Emilia Nova,Indonesia,defile,upacara,pembukaan,seagames ,sea games hanoi,vietnam,kontingen,bendera,cedera Oleh Muhammad Ramdan

Perjalanan Emilia dari cedera hingga bawa bendera Indonesia

Atlet lari gawang putri Emilia Nova dalam acara peluncuran jersey Tim Indonesia untuk SEA Games Vietnam di Jakarta, Kamis (28/4/2022). (ANTARA/Arindra Meodia)

Pada sisi lain, kami tetap ingin menampilkan kekayaan budaya Indonesia, sehingga kami pilih ikat kepala. Tidak hanya satu daerah, tetapi semua provinsi di Indonesia untuk merepresentasikan keberagaman budaya Nusantara

Jakarta (ANTARA) - Emilia Nova mendapat kehormatan besar menjadi pembawa bendera Indonesia Putih pada defile upacara pembukaan SEA Games Hanoi, Vietnam yang berlangsung di Stadion Nasional My Dinh, Hanoi, Kamis malam.

Momen tersebut menjadi spesial bagi Emil, sapaan akrab Emilia Nova, karena dia menjadi atlet putri pertama yang didaulat sebagai pembawa bendera dalam pesta olahraga terbesar di Asia Tenggara tersebut.

Ya, selama gelaran SEA Games atlet putra memang mendominasi dalam mengemban tugas sebagai pembawa bendera. Mari tarik ke beberapa SEA Games sebelumnya.

Misalnya pada SEA Games 2015 di Singapura. Ketika itu I Gusti Made Oka Sulaksana dari cabang olahraga layar mendapat amanah berada di urutan depan membawa bendera Merah Putih. Kemudian dua tahun selanjutnya giliran I Gede Siman Sudartawa dari cabang renang pada SEA Games 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia.

Terakhir adalah atlet polo air putra jadi pembawa bendera Merah Putih pada SEA Games 2019 di Filipina.

Dari daftar nama yang sebelumnya mengemban tugas berada di urutan terdepan saat defile kontingen Indonesia adalah atlet yang memiliki prestasi di pentas internasional.

Pun demikian dengan Emilia Nova yang merupakan atlet putri Indonesia yang memiliki segudang pencapaian. Dia pernah menyabet perak pada Asian Games 2019 Jakarta-Palembang pada nomor lari gawang 100meter putri dan perak SEA Games 2017 di Kuala Lumpur pada nomor heptathlon.

Kemudian pada SEA Games terakhir pada 2019 di Filipina, atlet asal DKI Jakarta itu menyumbang medali emas pada nomor lari gawang 100meter putri.

Cedera panjang

Namun dalam perjalanannya, Emil pernah didera cedera yang cukup panjang. Bahkan membuatnya harus naik meja operasi.

Ini terjadi karena masalah pinggang yang sebenarnya terjadi pada 2019. Namun kala itu dia menganggap cedera biasa. Setelah menjalani pengecekan ada pergeseran pada tulang belakang di L4.

Dia pun memutuskan untuk naik meja operasi pada Juni 2021 yang mengakibatkan mimpinya tampil di Olimpiade Tokyo 2020 yang berlangsung pada 23 Juli-8 Agustus 2021, pupus.

Semula Emil memiliki kesempatan besar untuk tampil di pesta olahraga terbesar di dunia di Tokyo karena atletik mendapat satu tempat melalui aturan "Universality Quota". Namun kondisi Emil kala itu tidak memungkinkan tampil. Dia pun memutuskan operasi untuk memperpanjang karier sebagai atlet.

Posisinya kala itu digantikan Alvin Tehupeiory yang turun pada nomor 100meter putri.

Kecewa? Pasti. Namun kepada ANTARA kala itu dia mengatakan tujuan operasi adalah untuk melanjutkan karier dan mengejar mimpi lainnya membawa harum Merah Putih di pentas dunia.

Tekad Emil untuk pulih dari cedera sangat besar. Segala program untuk mempercepat kesembuhan dilakukan. Hingga pada akhirnya momen comeback itu datang.

Tepatnya saat dia turun pada 82nd Singapore Open Track & Field Championships 2022 di Home of Athletics, Kallang Sports Centre, Singapura, 16-17 April.

Pada turnamen internasional pertama setelah cedera, dia mampu meraih medali emas pada nomor 100meter lari gawang putri dengan catatan waktu 13,74 detik.

Lebih dari itu, Emil tidak merasakan rasa sakit. Dia pulih sepenuhnya. Hal tersebut makin memotivasi Emil untuk bisa mempertahankan medali emas pada SEA Games Vietnam.

Dia pun telah menggenjot latihan dan mematangkan persiapan. Penunjukan menjadi pembawa bendera pun makin mendorong Emil untuk bisa memberikan medali emas pada multievent internasional pertamanya usai cedera tersebut.

Kesetaraan

Pada sisi lain, penunjukan Emil sebagai pembawa bendera pada defile upacara pembukaan SEA Games Vietnam menjadi bukti kesetaraan kaum perempuan dalam dunia olahraga Indonesia.

Chef de Mission (CdM) Indonesia untuk SEA Games 2021, Ferry J Kono, juga menyebut bahwa posisi atlet putra dan putri memiliki hak dan kesempatan yang setara.

Indonesia melalui Komite Olimpiade Nasional (KOI) memang gencar mengampanyekan kesetaraan perempuan melalui Komisi Women In Sports.

Bahkan Dewan Olimpiade Asia (OCA) menyebut Komisi Women In Sports Indonesia adalah salah satu yang paling aktif mengadakan kegiatan seperti diskusi dan acara lainnya untuk mempromosikan atlet perempuan yang sukses di bidang olahraga.

Pada gelaran SEA Games Vietnam, Komisi Women In Sports Southeast Asian Games (SEAGF) menggelar pertemuan di Hanoi, pada Rabu (11/5).

Dalam pertemuan tersebut, para peserta membahas banyak hal yang relevan dengan olahraga dan perempuan di Asia Tenggara.

Saat ini, partisipasi perempuan dalam acara olahraga telah berkembang, tetapi ada kurangnya kesetaraan gender dalam kepemimpinan olahraga baik dari tingkat dewan, komite eksekutif, dan komite kesehatan.

Pemimpin dan manajer perempuan di 11 negara anggota ASEAN pun terbilang masih rendah dan saat ini tidak ada yang memiliki pemimpin seorang perempuan.

Adapun dari hasil pertemuan, disepakati meminta Komite Olimpiade Nasional untuk membentuk komite olahraga wanita untuk meningkatkan keanggotaan wanita di Asia Tenggara hingga 30 persen.

Pamerkan keberagaman budaya

Adapun pada upacara pembukaan SEA Games Vietnam malam nanti, pasukan Merah Putih bakal memamerkan keberagaman budaya Indonesia.

Ferry Kono mengatakan atlet tim Indonesia yang mengikuti parade akan mengenakan polo shirt putih berbalut cardigan merah yang dipadukan dengan celana berwarna krem.

Yang unik adalah semua yang ikut defile bakal mengenakan ikat kepala dari provinsi-provinsi di Indonesia. Mereka juga akan mengenakan sepatu merek lokal Fine Counsel milik pebulu tangkis Greysia Polii.

“Kami memilih tema sporty casual milenial untuk menampilkan bahwa Tim Indonesia didominasi atlet junior, sehingga tidak perlu mengenakan kostum yang terlalu berat dan sepatu yang digunakan menunjukkan kita bangga dengan produk buatan Indonesia,” kata Ferry.

Ferry berharap kostum yang digunakan atlet tim Indonesia di parade defile dapat menampilkan kesederhanaan masyarakat Indonesia dalam bersosialisasi dengan negara-negara ASEAN. Di samping itu juga untuk mempromosikan bahwa Indonesia memiliki keberagaman budaya.

"Pada sisi lain, kami tetap ingin menampilkan kekayaan budaya Indonesia, sehingga kami pilih ikat kepala. Tidak hanya satu daerah, tetapi semua provinsi di Indonesia untuk merepresentasikan keberagaman budaya Nusantara,” ujar Ferry.

Tim Indonesia yang mengikuti parade defile nanti berjumlah 29 orang. Ferry sebagai pemimpin kontingen akan berjalan di depan bersama flag bearer Emilia Nova, diikuti 23 atlet dari empat cabang olahraga yakni atletik, renang, Jiujitsu, dan esports serta didampingi lima perwakilan headquarter.

Dari cabang atletik, selain Emil, ada Halomoan Edwin Binsar, Adith Rico Pradana, Hasruni Rahim. Kemudian Jiujitsu ada Sunardi Muliawan, M. Nurul Fikri, Ananda Mauludi Ikhsan, Allison Claudio Braga.

Lalu pada cabang olahraga renang akan diwakili Flairene Candrea, Patricia Yosita Hapsari, Pande Made Iron, AA Istri Kania Ratih, Donny B. Utomo, Van Ricjkar, Joe Aditya Kurniawan, Eko Sulistyanto, Angel Gabrilla Yus, Erick Ahmad Fathoni, Hendry Suryaatmadja Sutanto, dan sang pelatih Albert C. Sutanto.

Untuk esports, Calvin Winata, Nizar Lugatio Pratama, dan Nizar Lugatio Pratama. Kemudian dari perwakilan headquarter ada Hengky Istianto Has, Dadang Bayu Sarifudin, Arlan Perkasa Lukman, Tirfan Putera, serta Zaenal Asikin.

Pemilihan atlet yang mengikuti parade defile ini, menyesuaikan dengan jadwal atlet yang baru bertanding pada 14 Mei. "Jadi kami juga ingin menjaga kondisi atlet agar tidak kelelahan saat pertandingan,” ujar Ferry.

Pada sisi lain, Ferry sebagai ketua kontingen mengenakan Takowa Kiki, yakni baju Raja Gorontalo yang biasa digunakan saat turun lapangan meninjau keadaan rakyatnya. Ornamen rantai emas di kiri dan kanan celana yang menyimbolkan seorang raja harus berpihak netral. Sedangkan rantai emas mengartikan sebagai seorang pemimpin perlu memiliki kesabaran.

Baju yang akan dikenakan CdM Kontingen Indonesia untuk SEA Games sangat penuh warna, kuning, hijau, ungu, dan dominasi merah. Warna ini menyimbolkan kerajaan adat Gorontalo dahulu kala serta mencerminkan semangat, kepercayaan diri, dan ketegasan.

“Saya dari Gorontalo dan baju ini didesain oleh desainer lokal di sana. Ini menjadi bentuk bahwa banyak potensi-potensi yang luar biasa di seluruh pelosok Indonesia,” pungkas Ferry.