Suka cita anak Pramuka awasi arus mudik
Sebenarnya takut, tapi, kita di Pramuka diajarkan harus berani. Jadi, Insya Allah berani
Gadog, Bogor (ANTARA) - Sekelompok anggota Pramuka sedang beristirahat di tenda pos pengamanan arus mudik Simpang Gadog, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu pagi ini.
Sesekali, mereka keluar-masuk tenda, menggantikan teman-temannya yang bertugas di pos pemeriksaan plat ganjil dan genap di Simpang Gadog.
"Ah, Kak, dia saja," kata mereka malu-malu, saling menunjuk temannya ketika ANTARA meminta kesediaan mereka untuk diwawancara.
Setelah beberapa detik berdiskusi, mereka sepakat menunjuk Nur Ajijah dan Muhammad Fahmi Maliki, yang sudah beberapa hari ini ikut membantu polisi dan Dinas Perhubungan mengatur lalu lintas selama arus mudik dan arus balik Hari Raya Idul Fitri 1443 H.
"Kami mendapatkan tugas, yaitu membantu polisi dan pemerintahan melancarkan arus mudik, khususnya di jalur Puncak ini," kata Fahmi anggota Pramuka dari Dewan Kerja Ranting Megamendung, ditemui ANTARA di sela-sela tugasnya.
Siswa kelas 2 Madrasah Aaliyah Miftahul Huda, Megamendung ini aktif mengikuti kegiatan Pramuka sejak masuk sekolah menengah atas.
Ketika terpilih mengikuti kegiatan ini, ia mengaku sangat senang. Apalagi dia memang bercita-cita jadi anggota kepolisian.
"Mungkin juga karena sebagian dari kami cita-citanya jadi anggota polisi dan di sini, kami khusus bantu polisi. Kami sangat senang, kata Fahmi.
Fahmi sudah dua hari bertugas sejak kegiatan ini berlangsung Kamis (28/4). Selama dua hari bertugas, ia ditempatkan di Simpang Gadog dan sebelumnya di kawasan wisata Cimory, Cisarua.
Paling tidak, selama bertugas ia ditemai lima orang anggota Pramuka lainnya.
Nur Ajijah, yang juga Ketua Bidang Kajian Kepramukaan, Dewan Kerja Ranting Megamendung, menyatakan ada sekitar 2.000 anggota Pramuka se-kabupaten Bogor yang ikut kegiatan Karya Bakti Lebaran ini, mereka tersebar di 35 titik.
"Kami dari Pramuka Megamendung tugasnya membantu polisi dan Dinas Perhubungan di sini," kata Ajijah.
Ajijah, 18 tahun, sudah bertugas lebih lama dari Fahmi, sejak kegiatan ini dibuka. Dia sebelumnya juga bertugas di sekitar Cimory.
Dia mengaku khawatir akan tugasnya selama membantu polisi mengatur lalu lintas pada musim libur Lebaran ini karena banyak kendaraan yang melaju kencang di jalan.
Kekhawatirannya sedikit berkurang lantaran dia sudah mengikuti pelatihan khusus soal pengaturan lalu lintas sebelum kegiatan ini berlangsung. Pun dia sudah pernah mengikuti kegiatan seperti ini ketika masih sekolah di SMA 1 Megamendung.
"Sebenarnya takut, tapi, kita di Pramuka diajarkan harus berani. Jadi, Insya Allah berani," kata Ajijah.
Selama bertugas, Ajijah mengaku mendapatkan berbagai pengalaman terutama yang berkaitan dengan pengaturan lalu lintas seperti cara menyeberangkan orang dengan benar.
"Kami jadi tahu bagaimana cara mengatur jalan, bersama polisi dan Dinas Perhubungan," kata Ajijah.
Kesan yang serupa juga dirasakan Fahmi selama bertugas mengatur lalu lintas arus mudik tahun ini.
"Kami diperlakukan layaknya petugas lain walau pun kami umurnya belum mencapai (usia) dewasa. Kami diajari mengatur lalu lintas dan sebagainya," kata Fahmi.
Jika selama bertugas Ajijah menghadapi tantangan soal motor dan mobil yang melaju kencang, Fahmi merasa ada sejumlah pengendara yang tidak mau mengikuti arahan karena dia seorang anggota Pramuka.
Fahmi juga menduga keengganan mematuhi arahan ini juga dipicu faktor usianya yang masih muda untuk membantu polisi mengatur lalu lintas di jalan.
Operasi Ketupat di Simpang Gadog
KBO Satlantas Polres Bogor, Iptu Ketut Lasswana menjelaskan pengaturan lalu lintas di Simpang Gadog pada H-2 menjelang Hari Raya Idul Fitri ini memang melibatkan berbagai instansi dan organisasi, termasuk Pramuka.
"Dalam Operasi Ketupat, tidak hanya dari kepolisian saja, semua instansi kami libatkan," kata Ketut ditemui di Simpang Gadog, Sabtu.
Keterlibatan berbagai pihak ini diperlukan karena jalur Puncak cukup panjang, sementara jumlah personel Polres Bogor tidak mencukupi untuk berjaga saat musim libur Lebaran ini.
Hingga H-2 Lebaran, lalu lintas di daerah Simpang Gadog terpantau lancar. Kepolisian memperkirakan lalu lintas di kawasan ini baru padat setelah Hari Raya Idul Fitri, sekitar H+1 karena merupakan jalur wisata ke arah Puncak.
Data Polres Bogor per Jumat (29/4) menunjukkan ada 33.748 kendaraan yang masuk ke daerah tersebut melalui gerbang tol Ciawi.
Mudik Lebaran tahun ini terasa berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya karena Indonesia masih dilanda pandemi. Pemerintah secara resmi memberi lampu hijau untuk aktivitas mudik, yang pertama setelah dua tahun pandemi.
Berbagai upaya dilakukan agar mobilitas masyarakat besar-besaran ini tidak menjadi cara penyebaran COVID-19, yaitu dengan memperluas cakupan vaksinasi. Vaksinasi juga menjadi salah satu syarat mudik.
Di sejumlah titik jalur mudik, seperti Simpang Gadog, terdapat pos layanan kesehatan yang menyediakan vaksinasi COVID-19.
Masyarakat yang sudah mendapatkan vaksin booster tidak perlu melampirkan bukti tes negatif COVID-19 untuk mudik. Sementara bagi masyarakat yang sudah mendapatkan vaksin dosis kedua, mereka perlu memiliki hasil tes negatif antigen.
Bagi yang sudah divaksin dosis pertama, masyarakat perlu mengantongi hasil tes negatif PCR.
Masyarakat wajib menaati protokol kesehatan selama mudik meskipun sudah divaksin dan dites negatif COVID-19.
Sesekali, mereka keluar-masuk tenda, menggantikan teman-temannya yang bertugas di pos pemeriksaan plat ganjil dan genap di Simpang Gadog.
"Ah, Kak, dia saja," kata mereka malu-malu, saling menunjuk temannya ketika ANTARA meminta kesediaan mereka untuk diwawancara.
Setelah beberapa detik berdiskusi, mereka sepakat menunjuk Nur Ajijah dan Muhammad Fahmi Maliki, yang sudah beberapa hari ini ikut membantu polisi dan Dinas Perhubungan mengatur lalu lintas selama arus mudik dan arus balik Hari Raya Idul Fitri 1443 H.
"Kami mendapatkan tugas, yaitu membantu polisi dan pemerintahan melancarkan arus mudik, khususnya di jalur Puncak ini," kata Fahmi anggota Pramuka dari Dewan Kerja Ranting Megamendung, ditemui ANTARA di sela-sela tugasnya.
Siswa kelas 2 Madrasah Aaliyah Miftahul Huda, Megamendung ini aktif mengikuti kegiatan Pramuka sejak masuk sekolah menengah atas.
Ketika terpilih mengikuti kegiatan ini, ia mengaku sangat senang. Apalagi dia memang bercita-cita jadi anggota kepolisian.
"Mungkin juga karena sebagian dari kami cita-citanya jadi anggota polisi dan di sini, kami khusus bantu polisi. Kami sangat senang, kata Fahmi.
Fahmi sudah dua hari bertugas sejak kegiatan ini berlangsung Kamis (28/4). Selama dua hari bertugas, ia ditempatkan di Simpang Gadog dan sebelumnya di kawasan wisata Cimory, Cisarua.
Paling tidak, selama bertugas ia ditemai lima orang anggota Pramuka lainnya.
Nur Ajijah, yang juga Ketua Bidang Kajian Kepramukaan, Dewan Kerja Ranting Megamendung, menyatakan ada sekitar 2.000 anggota Pramuka se-kabupaten Bogor yang ikut kegiatan Karya Bakti Lebaran ini, mereka tersebar di 35 titik.
"Kami dari Pramuka Megamendung tugasnya membantu polisi dan Dinas Perhubungan di sini," kata Ajijah.
Ajijah, 18 tahun, sudah bertugas lebih lama dari Fahmi, sejak kegiatan ini dibuka. Dia sebelumnya juga bertugas di sekitar Cimory.
Dia mengaku khawatir akan tugasnya selama membantu polisi mengatur lalu lintas pada musim libur Lebaran ini karena banyak kendaraan yang melaju kencang di jalan.
Kekhawatirannya sedikit berkurang lantaran dia sudah mengikuti pelatihan khusus soal pengaturan lalu lintas sebelum kegiatan ini berlangsung. Pun dia sudah pernah mengikuti kegiatan seperti ini ketika masih sekolah di SMA 1 Megamendung.
"Sebenarnya takut, tapi, kita di Pramuka diajarkan harus berani. Jadi, Insya Allah berani," kata Ajijah.
Selama bertugas, Ajijah mengaku mendapatkan berbagai pengalaman terutama yang berkaitan dengan pengaturan lalu lintas seperti cara menyeberangkan orang dengan benar.
"Kami jadi tahu bagaimana cara mengatur jalan, bersama polisi dan Dinas Perhubungan," kata Ajijah.
Kesan yang serupa juga dirasakan Fahmi selama bertugas mengatur lalu lintas arus mudik tahun ini.
"Kami diperlakukan layaknya petugas lain walau pun kami umurnya belum mencapai (usia) dewasa. Kami diajari mengatur lalu lintas dan sebagainya," kata Fahmi.
Jika selama bertugas Ajijah menghadapi tantangan soal motor dan mobil yang melaju kencang, Fahmi merasa ada sejumlah pengendara yang tidak mau mengikuti arahan karena dia seorang anggota Pramuka.
Fahmi juga menduga keengganan mematuhi arahan ini juga dipicu faktor usianya yang masih muda untuk membantu polisi mengatur lalu lintas di jalan.
Operasi Ketupat di Simpang Gadog
KBO Satlantas Polres Bogor, Iptu Ketut Lasswana menjelaskan pengaturan lalu lintas di Simpang Gadog pada H-2 menjelang Hari Raya Idul Fitri ini memang melibatkan berbagai instansi dan organisasi, termasuk Pramuka.
"Dalam Operasi Ketupat, tidak hanya dari kepolisian saja, semua instansi kami libatkan," kata Ketut ditemui di Simpang Gadog, Sabtu.
Keterlibatan berbagai pihak ini diperlukan karena jalur Puncak cukup panjang, sementara jumlah personel Polres Bogor tidak mencukupi untuk berjaga saat musim libur Lebaran ini.
Hingga H-2 Lebaran, lalu lintas di daerah Simpang Gadog terpantau lancar. Kepolisian memperkirakan lalu lintas di kawasan ini baru padat setelah Hari Raya Idul Fitri, sekitar H+1 karena merupakan jalur wisata ke arah Puncak.
Data Polres Bogor per Jumat (29/4) menunjukkan ada 33.748 kendaraan yang masuk ke daerah tersebut melalui gerbang tol Ciawi.
Mudik Lebaran tahun ini terasa berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya karena Indonesia masih dilanda pandemi. Pemerintah secara resmi memberi lampu hijau untuk aktivitas mudik, yang pertama setelah dua tahun pandemi.
Berbagai upaya dilakukan agar mobilitas masyarakat besar-besaran ini tidak menjadi cara penyebaran COVID-19, yaitu dengan memperluas cakupan vaksinasi. Vaksinasi juga menjadi salah satu syarat mudik.
Di sejumlah titik jalur mudik, seperti Simpang Gadog, terdapat pos layanan kesehatan yang menyediakan vaksinasi COVID-19.
Masyarakat yang sudah mendapatkan vaksin booster tidak perlu melampirkan bukti tes negatif COVID-19 untuk mudik. Sementara bagi masyarakat yang sudah mendapatkan vaksin dosis kedua, mereka perlu memiliki hasil tes negatif antigen.
Bagi yang sudah divaksin dosis pertama, masyarakat perlu mengantongi hasil tes negatif PCR.
Masyarakat wajib menaati protokol kesehatan selama mudik meskipun sudah divaksin dan dites negatif COVID-19.