Jakarta (ANTARA) - Ferrari pada Selasa (19/4) meluncurkan 296 GTS convertible baru yang merupakan model plug-in hybrid keempat, di tengah upaya pembuat mobil sport mendorong strategi elektrifikasi.
Kendaraan ini mengikuti tiga model hybrid Ferrari sebelumnya yang masuk ke produksi seri penuh, yakni SF 90 Stradale pada 2019, versi konvertibel yang disebut SF90 Spider pada 2020, dan 296 GTB pada tahun lalu.
Dikutip dari Reuters, Rabu, 296 GTS adalah versi konvertibel, dilengkapi dengan hard top yang dapat ditarik. Tenaganya dipasok oleh mesin turbo 6 silinder (V6) yang digabungkan dengan motor listrik 122 KW untuk total 830 tenaga kuda.
Kecepatan tertingginya melebihi 330 km/jam, kata Ferrari.
Pengiriman model baru akan dimulai dari Eropa pada awal 2023 dan harganya akan dikonfirmasi pada waktunya.
Sejauh ini mobil jalan raya Ferrari biasanya ditenagai oleh mesin V8 atau mesin V12 yang lebih bertenaga, tetapi perusahaan tersebut semakin mengurangi pangsa mobil yang dilengkapi V12 lantaran sangat berpolusi dalam produksinya.
Model baru lainnya direncanakan untuk rilis dalam beberapa bulan mendatang, Purosangue (Thoroughbred) yang sangat ditunggu-tunggu.
Kendaraan itu akan menjadi sport utility vehicle (SUV) pertama Ferrari dan membawa perusahaan ke segmen yang menguntungkan di mana saingan langsung seperti Volkswagen Lamborghini sudah hadir.
"Saya yakin (Purosangue) akan melebihi harapan pelanggan kami," kata Chief Executive Benedetto Vigna pekan lalu.
Seorang veteran industri teknologi, Vigna mengambil alih Ferrari September lalu, dengan tugas untuk membawa merek yang identik dengan mesin pembakaran yang menderu, ke era baru mobilitas listrik yang senyap dan lebih bersih.
Sebagai bagian dari ini, Ferrari telah menjanjikan model full-electric pertamanya pada tahun 2025, sementara Vigna telah mengatakan bahwa perusahaan akan mencari kemitraan teknologi.
Rincian lebih lanjut dari strategi elektrifikasi Ferrari diharapkan pada 16 Juni, ketika Vigna akan mempresentasikan rencana bisnis komprehensif pertamanya.