Sri Mulyani dan Menkeu AS bahas pendanaan pandemi

id Sri mulyani,Climate change,G20

Sri Mulyani dan Menkeu AS bahas pendanaan pandemi

Tangkapan layar - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (7/10/2021). ANTARA/Youtube Kemenkeu RI/pri. (ANTARA/Youtube Kemenkeu RI)

Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bertemu dengan Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen untuk membahas beberapa topik penting G20 termasuk mengenai pendanaan kesehatan untuk mencegah krisis pandemi.

“Di sela pertemuan G20 Menteri Keuangan dan Bank Sentral di Washington DC, saya melakukan pertemuan bilateral dengan Menkeu Amerika Serikat Janet Yellen di kantor Beliau,” katanya dalam akun instagram pribadinya @smindrawati di Jakarta, Kamis.

Sri Mulyani menyatakan Indonesia akan memimpin G20 pada 2022  sehingga pertemuannya bersama Menkeu AS dipenuhi dengan pembahasan topik-topik penting G20 terkait mitigasi dan risiko global.
 

Untuk dukungan pendanaan kesehatan dalam rangka mencegah bencana pandemi ini termasuk menyangkut kemampuan deteksi dini dan riset kesehatan secara global.

Kemudian juga kapasitas sistem kesehatan di setiap negara serta tata kelola, protokol dan pengaturan kelembagaan termasuk perkuatan peran WHO, lembaga multilateral dan G20.

Selain itu, pertemuan ini juga membahas kesepakatan historis global mengenai perpajakan termasuk penerapan minimum taxation sebagai upaya mencegah erosi basis pajak atau penghindaran pajak dan kompetisi tarif pajak race to the bottom.
 

Sri Mulyani dan Menkeu AS turut membahas kerangka sustainable finance dan pendanaan agenda climate change.

Pembahasan ini terutama mengenai pelaksanaan komitmen negara maju pada Paris Agreement dalam penyediaan pendanaan bagi negara-negara berkembang untuk menjalankan agenda climate change.

Sri Mulyani menekankan, hubungan bilateral Indonesia dan AS sangat penting baik dari segi kerjasama perdagangan, Investasi, teknologi maupun aspek strategis lainnya.

Hal itu seiring pemulihan ekonomi AS serta kebijakan moneter dan fiskal yang dilakukan AS akan memberikan dampak ke seluruh dunia termasuk Indonesia baik dari sisi ekspor, aliran modal maupun teknologi.

“Indonesia harus terus memperkuat fondasi ekonomi dan terus menjaga kepentingan nasional dalam menghadapi kondisi global yang semakin dinamis, kompetitif dan kompleks,” tegasnya.