Asma Nadia bagikan kiat menulis novel di aplikasi digital
Jakarta (ANTARA) - Penulis Asma Nadia membagikan beberapa tips menulis novel untuk pemula yang ingin menerbitkan karyanya melalui platform daring atau aplikasi digital, terutama di platform KBM App, agar mendapat tingkat keterbacaan yang tinggi dan populer.
“Biasanya di KBM App itu bab pertama harus nendang. Jadi bab pertama itu sudah harus menampilkan konflik. Konfliknya harus kencang,” kata Asma saat konferensi pers peluncuran novel barunya berjudul “Assalamualaikum Beijing 2: Lost in Ningxia” pada Selasa.
Ia mengatakan novel yang terbit di platform daring memiliki karakteristik yang berbeda jika dibandingkan novel konvensional. Jika pembaca novel cetak mau tidak mau harus membaca semua isi sekaligus, pembaca novel daring harus membuka kunci satu per satu bab sehingga kekuatan bab pertama memang menjadi penting.
“Kalau di platform, untuk me-unlock atau membuka bab berikutnya mereka akan melihat dari bab yang sekarang dulu, seru atau tidak, ending-nya bikin penasaran atau tidak. Nah, ini salah satu yang bisa dicermati,” ujarnya.
Selain itu, Asma menggarisbawahi pentingnya membuat judul yang menarik terlebih dahulu baru kemudian bisa memikirkan cover ilustrasi.
“Judul yang kira-kira menarik perhatian. Judul yang kira-kira bikin pembaca bilang ‘apa nih?’ atau judul yang mungkin sudah mengandung konflik,” katanya.
Terakhir yang paling penting adalah rajin mempromosikan karya kepada orang-orang di sekitar dan membagikan karya melalui media sosial. Selain itu, penulis juga bisa saling mempromosikan dan mendukung penulis lain sehingga peluang keterbacaan akan semakin naik.
“Mereka yang sukses di KBM App adalah teman-teman ibu rumah tangga biasa, yang tadinya tidak melirik ke kepenulisan mereka mulai menulis selama pandemi dan bisa hits. Mereka rajin mempromosikan karyanya, bahkan mereka mention Asma Nadia di Instagram dan Twitter. Mereka juga membuat laman fanpage sendiri untuk memberikan bocoran-bocoran dari karya-karya mereka,” ujar Asma.
Terkait riset kepenulisan untuk latar tempat, ia mengatakan saat ini internet melalui fasilitas Google telah menyediakan ruang yang luas untuk membantu penulis dalam melakukan riset tentang tempat-tempat yang belum pernah disinggahi secara langsung.
Selain itu, Asma menyarankan metode blog-walking dan vlog-walking sehingga dapat membayangkan pengalaman-pengalaman orang lain yang pernah melakukan travelling di suatu tempat yang jauh.
“Karena kita belum bisa sampai ke sana, barangkali bisa meminjam panca indera orang-orang yang sudah sampai ke sana. Meminjam apa yang mereka lihat, dengar, alami, serta rasakan dan kemudian mengambilnya sebagai rujukan untuk tulisan,” kata Asma.
Ia mengatakan melakukan penelusuran melalui Google, blog-walking, dan vlog-walking menjadi cara-cara termudah yang bisa dilakukan penulis untuk menggarap novel di samping tentu saja harus membaca banyak buku atau literatur yang mendukung riset kepenulisan.
“Biasanya di KBM App itu bab pertama harus nendang. Jadi bab pertama itu sudah harus menampilkan konflik. Konfliknya harus kencang,” kata Asma saat konferensi pers peluncuran novel barunya berjudul “Assalamualaikum Beijing 2: Lost in Ningxia” pada Selasa.
Ia mengatakan novel yang terbit di platform daring memiliki karakteristik yang berbeda jika dibandingkan novel konvensional. Jika pembaca novel cetak mau tidak mau harus membaca semua isi sekaligus, pembaca novel daring harus membuka kunci satu per satu bab sehingga kekuatan bab pertama memang menjadi penting.
“Kalau di platform, untuk me-unlock atau membuka bab berikutnya mereka akan melihat dari bab yang sekarang dulu, seru atau tidak, ending-nya bikin penasaran atau tidak. Nah, ini salah satu yang bisa dicermati,” ujarnya.
Selain itu, Asma menggarisbawahi pentingnya membuat judul yang menarik terlebih dahulu baru kemudian bisa memikirkan cover ilustrasi.
“Judul yang kira-kira menarik perhatian. Judul yang kira-kira bikin pembaca bilang ‘apa nih?’ atau judul yang mungkin sudah mengandung konflik,” katanya.
Terakhir yang paling penting adalah rajin mempromosikan karya kepada orang-orang di sekitar dan membagikan karya melalui media sosial. Selain itu, penulis juga bisa saling mempromosikan dan mendukung penulis lain sehingga peluang keterbacaan akan semakin naik.
“Mereka yang sukses di KBM App adalah teman-teman ibu rumah tangga biasa, yang tadinya tidak melirik ke kepenulisan mereka mulai menulis selama pandemi dan bisa hits. Mereka rajin mempromosikan karyanya, bahkan mereka mention Asma Nadia di Instagram dan Twitter. Mereka juga membuat laman fanpage sendiri untuk memberikan bocoran-bocoran dari karya-karya mereka,” ujar Asma.
Terkait riset kepenulisan untuk latar tempat, ia mengatakan saat ini internet melalui fasilitas Google telah menyediakan ruang yang luas untuk membantu penulis dalam melakukan riset tentang tempat-tempat yang belum pernah disinggahi secara langsung.
Selain itu, Asma menyarankan metode blog-walking dan vlog-walking sehingga dapat membayangkan pengalaman-pengalaman orang lain yang pernah melakukan travelling di suatu tempat yang jauh.
“Karena kita belum bisa sampai ke sana, barangkali bisa meminjam panca indera orang-orang yang sudah sampai ke sana. Meminjam apa yang mereka lihat, dengar, alami, serta rasakan dan kemudian mengambilnya sebagai rujukan untuk tulisan,” kata Asma.
Ia mengatakan melakukan penelusuran melalui Google, blog-walking, dan vlog-walking menjadi cara-cara termudah yang bisa dilakukan penulis untuk menggarap novel di samping tentu saja harus membaca banyak buku atau literatur yang mendukung riset kepenulisan.