Psikolog: anak TK jangan dilibatkan belajar jarak jauh

id Kak seto,Anak tk belajar di rumah,anak tk,belajar di rumah,psikologi anak

Psikolog: anak TK jangan dilibatkan belajar jarak jauh

Sejumlah anak sedang mengikuti pembelajaran daring di Desa Marmoyo, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Selasa (4/8/2020). ANTARA FOTO/Syaiful Arif/aww. (ANTARA FOTO/SYAIFUL ARIF)

Jakarta (ANTARA) - Psikolog anak Seto Mulyadi atau yang akrap dipanggil Kak Seto menyarankan bahwa sebaiknya anak-anak usia dini atau yang masih belajar pada tingkat taman kanak-kanak (TK) tidak dilibatkan dalam pembelajaran jarak jauh karena penyampaian pembelajaran yang kurang tepat justru bisa membuat mereka stres.

Kak Seto mengatakan pola pikir pertama yang harus diubah adalah mengganti istilah "belajar dari rumah" menjadi "belajar di rumah" bersama keluarga. Hal ini sebisa mungkin diterapkan pada anak-anak usia dini atau anak-anak TK.

"Saya menganjurkan jangan belajar jarak jauh, kenapa enggak belajar jarak dekat bersama dengan ayah dan bunda di rumah. Ada anak TK dari jam 7 pagi sampai jam 12 siang menatap ke layar, akhirnya pusing tujuh keliling, akhirnya stres dan marah-marah, akhirnya malah benci belajar," kata Kak Seto dalam bincang-bincang virtual, Jumat (9/10).

"Bukan belajar dari rumah, tapi belajar di rumah. Jadi materi pelajaran dari guru disampaikan ke orangtua dan orangtua yang menyampaikan kepada anak-anak dengan gaya masing-masing, yang penting kompetensinya," ujar Kak Seto melanjutkan.

Ada lima inti penting dari kurikulum yaitu etika, estetika, ilmu pengetahuan, teknologi, nasionalisme dan kesehatan. Kelima hal tersebut harus disampaikan dengan ramah, kreatif, dan penuh dengan rasa persahabatan kepada anak sehingga bisa mencapai hasil yang optimal.

"Anak usia dini diajak, 'Ayo belajar' nanti dia akan melawan tapi coba, 'Ayo kita bermain'. Jadi bermain gembira karena dunia anak adalah bermain. Melalui bermain ya belajar, belajar etika soal sopan-santun, menghormati orang lain, bekerja sama," ujar Kak Seto.

Pada poin ilmu pengetahuan dan teknologi diberikan kepada anak secara bertahap sesuai dengan perkembangan usianya. Orangtua diharapkan tidak memaksakan anak untuk menguasai semua kurikulum pendidikan terlebih pada anak TK.

"Yang paling utama adalah suasananya gembira, dunia anak adalah bermain dan gembira. Kalau semuanya atas nama kurikulum, semua serba harus bisa, nanti tidak sesuai dengan kejiwaannya," kata Kak Seto.