"Melawan Setan Bermata Runcing" ajarkan jadi sukarelawan pendidikan

id buku Melawan Setan Bermata Runcing, sukarelawan pendidikan,berita sumsel, berita palembang, antara sumsel, antara palembang, antara sumsel hari ini, p

"Melawan Setan Bermata Runcing"  ajarkan  jadi sukarelawan pendidikan

Para penulis buku "Melawan Setan Bermata Runcing" pada acara bedah buku di Wisma Perdamaian Rumah Rakyat, Kota Semarang, Senin (3/2). (ANTARA/Wisnu Adhi)

Semarang (ANTARA) -
Buku berjudul "Melawan Setan Bermata Runcing: Pengalaman Gerakan Pendidikan Sokola" mengajarkan bagaimana menjadi sukarelawan pendidikan di daerah pedalaman Indonesia.

"Buku ini bukan berisi cerita sukses, tapi cerita mengenai 'trial and error' kita selaku 'volunteer'," kata salah seorang penulis buku "Melawan Setan Bermata Runcing" sekaligus pendiri Sokola Rimba (Sokola Institute) Butet Manurung di Semarang, Senin.

Menurut dia, seorang sukarelawan pendidikan harus memahami kebudayaan dan bahasa lokal agar bisa berkomunikasi dengan masyarakat atau komunitas setempat.

Selain itu, sukarelawan pendidikan juga harus mau menjadi pendengar yang baik sekaligus membantu menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada masyarakat pedalaman.

"Yang tidak kalah penting, 'volunteer' harus memahami metode mengajar yang baik dan mengerti kondisi sekitarnya atau kearifan lokal," ujarnya.

Hal tersebut disampaikan Butet pada Bedah Buku dan Diskusi Pendidikan "Melawan Setan Bermata Runcing" di Wisma Perdamaian Rumah Rakyat, Kota Semarang, yang dihadiri sejumlah penulis dengan moderator Widyo "Babahe" Leksono.

Salah seorang penulis buku, Aditya Dipta Anindita, menambahkan setiap sukarelawan pendidikan Sokola Institute wajib mengikuti serangkaian seleksi yang ketat.

"Selain berbaur dengan masyarakat setempat, 'volunteer' harus rendah hati, mau mendengar dan menempatkan diri di masyarakat serta membantu menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada," katanya.

Ia menegaskan, Sokola Institute akan terus mencerdaskan kehidupan anak bangsa, terutama di daerah-daerah pedalaman, melalui literasi pendidikan.

Buku setebal 288 halaman ini berisi kumpulan pengalaman dari para penulis yang terjun langsung menjadi sukarelawan pendidikan di beberapa daerah terpencil dengan berbagai keterbatasan yang ada.

Penulis lain yang terlibat pada penulisan buku "Melawan Setan Bermata Runcing" adalah Dodi Rokhdian dan Fadilla M.Apristawijaya.

Sementara itu, Kepala Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang Mintarsih Arbarini menyebut buku "Melawan Setan Bermata Runcing" sangat inspiratif sehingga wajib dibaca masyarakat, khususnya generasi muda yang tertarik menjadi sukarelawan pendidikan di daerah terpencil, dengan berbagai tantangan yang ada.