10.000 lampion sambut Imlek dan Cap Go Meh di Palembang

id Festival lampion, lampion, sriwijaya lantern festival, 10.000 lampion, sekolah Maitreyawira palembang, cap go meh, imlek,berita sumsel, berita palemba

10.000 lampion sambut Imlek dan Cap Go Meh di  Palembang

Warna-warni lampion tersaji dalam Sriwijaya Lantern Festival di Sekolah Maitreyawira Palembang yang dihelat 9 Januari - 9 Februari 2020, Sabtu (10/1) (ANTARA/Aziz Munajar/20)

Palembang (ANTARA) - Sebanyak 10.000 lampion akan menyala terang dengan beraneka warna-warni setiap malam di Sekolah Maitreyawira Palembang sebagai atraksi utama Sriwijaya Lantern Festival untuk menyambut Tahun Baru Imlek dan Cap Go Meh. 

"Festival yang menyajikan lampion sebanyak ini memang baru pertama ada di Palembang, bukan hanya sebagai atraksi wisata tapi juga menyimbolkan harapan keberuntungan," kata Ketua Pelaksana Sriwijaya Lantern Festival, Jhonson Susanto, Minggu. 

Menurut dia festival lampion lazim dirayakan keluarga etnis Tiongkok penganut kepercayaan Budha pada masa Dinasti Tang, biasanya digelar setiap tanggal 15 kalender Tiongkok atau akhir tahun baru. 

Oleh karena itu festival juga dilaksanakan untuk menyambut perayaan Imlek pada 25 Januari 2020 dan Cap Go Meh pada 9 Februari 2020.

Lampion-lampion sengaja dibuat dengan beragam warna alias tidak hanya merah, kata dia, karena perayaannya ingin menyampaikan pesan harmonisasi kebudayaan dan tradisi yang harus selalu dipertahankan. 

Selain cantiknya ribuan lampion yang bergelantungan dan menawan dijadikan latar belakang foto, Sriwijaya Lantern Festival juga menyuguhkan berbagai kegiatan-kegiatan yang kental dengan tradisi China, di antaranya pertunjukan wushu, fashion show, barongsai, wingchun, kaligrafi, seni ukir yabai dan ragam kuliner cita rasa oriental.

"Festival lampion ini terbuka untuk umum, pengunjung cukup membayar Rp10.000 perorang," tambah Johnson.

Sementara Kepala Dinas Pariwisata Kota Palembang, Isnaini Madani, mengatakan adanya Sriwijaya Lantern Festival dapat menjadi hiburan alternatif bagi warga setempat atau luar Palembang, sebab suguhan ribuan lampion sangat jarang ada di Indonesia. 

"Walau hanya satu bulan tapi bisa menjadi rekreasi wisata untuk berlibur," jelas Isnaini. 

Ia berharap festival lampion yang menjadi pembuka agenda-agenda wisata di Kota Palembang itu mampu menaikkan pamor wisata palembang yang menyuguhkan konsep sejarah dan keragaman.