Edson Tavares ingatkan PSSI tiada timnas tangguh tanpa klub yang kuat

id edson tavares,persija,exco pssi

Edson Tavares ingatkan  PSSI tiada timnas tangguh tanpa klub yang kuat

Pelatih baru Persija Jakarta Edson Tavares (berdiri) memimpin latihan skuatnya di Lapangan PS AU TNI AU di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (29/9). Tavares resmi menjadi juru taktik Persija sejak Minggu (29/9). ANTARA/Michael Siahaan

Bekasi (ANTARA) - Pelatih Persija Jakarta Edson Tavares mengingatkan kepada pengurus baru PSSI periode 2019-2023 bahwa tidak akan pernah ada tim nasional sepak bola yang tangguh tanpa klub yang kuat.

“Jika klub-klub di suatu negara lemah maka kualitas timnasnya hanya omong kosong,” ujar Tavares di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (4/11) malam.

Menurut pelatih asal Brazil itu, salah satu cara untuk menghasilkan klub berkualitas tinggi adalah dengan membuat jadwal liga yang terstruktur dan memerhatikan kondisi fisik para pemain.

Di Indonesia, lanjut pria yang memulai karier sebagai juru taktik sejak tahun 1982 itu, pertandingan liga khususnya Liga 1 terlalu padat. Para pemain mudah kelelahan dan cedera, apalagi jarak lokasi pertandingan berjauhan.

“Tidak mungkin pemain itu berlaga sekali dalam empat hari. Bagaimana bisa di Indonesia menjalani delapan pertandingan setiap bulannya? Pemain yang menderita di lapangan. Kalau ada apa-apa sama mereka, federasi paling meminta maaf atau menyebutnya hanya ketidakberuntungan,” kata pria yang pernah menangani timnas Yordania, Haiti, Vietnam dan U-19 Oman tersebut.

Selain itu, Tavares juga menilai pemusatan latihan (TC) timnas senior terlalu lama. Itu yang membuat para pelatih di klub sulit untuk mengembangkan kemampuan skuatnya.

Pemain-pemain yang dipanggil timnas pun harus kembali ke klub dalam kondisi kelelahan sehingga tidak bisa memperlihatkan performa maksimal dan rawan cedera.

Pria berusia 63 tahun itu memberikan gambaran apa yang terjadi di Vietnam ketika dia menjadi pelatih timnas di sana pada tahun 1994-1995 dan 2004.

Skuat asuhannya, lanjut Tavares, selalu gagal menaklukkan Indonesia ketika kedua tim bertemu. Namun, pada akhirnya Vietnam berbenah dan saat ini menjadi tim yang memiliki pamor di kawasan Asia.

“Vietnam mendengarkan masukan dari saya dan pelatih berpengalaman lain seperti Alfred Riedl,” tutur dia.

Selama soal kompetisi tidak mendapatkan perhatian penuh dan perbaikan di banyak aspek, Tavares menegaskan bahwa dirinya tidak bisa berharap apa-apa pada kepengurusan PSSI yang baru.

PSSI menuntaskan pemilihan Komite Eksekutif (Exco) periode 2019-2023 dalam kongres luar biasa (KLB) di Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu (2/11) malam.

Posisi ketua umum baru PSSI diisi oleh seorang debutan dalam kepengurusan PSSI yakni Komisaris Jenderal Polisi Mochamad Iriawan.

Sebagai wakil ketua umum, ada Mayor Jenderal TNI Cucu Somantri dan pelaksana tugas ketua umum PSSI dalam beberapa bulan terakhir, Iwan Budianto.

Terakhir, sebanyak 12 nama terpilih menjadi anggota exco yaitu Yoyok Sukawi, Dirk Soplanit, Endri Erawan, Haruna Soemitro, Hasnuryadi Sulaiman, Juni Rahman, Pieter Tanuri, Sonhadji, Ahmad Riyadh, Yunus Nusi, Hasani Abdul Gani dan Vivin Cahyani Sungkono.