Balikpapan (ANTARA) - Dalam dua bulan mendatang, pengacara kondang Elza Syarif berencana membuka rumah makan di Kota Minyak Balikpapan, Kalimantan Timur.
"Kami akan mulai dengan restoran yang menyajikan masakah khas Jawa Timur," kata Elza di Balikpapan akhir pekan lalu.
Restoran itu sedang disiapkan di kawasan Ruko Bandar di pusat kota, sebuah kawasan di tepi pantai dan persis di depan Polres Balikpapan dan Taman Bekapai.
Kawasan itu, meski saat dibangun awalnya tidak dimaksudkan khusus untuk berjualan makanan, perlahan menjelma jadi pusat kuliner Kota Minyak dengan banyaknya restoran hingga toko roti di lingkungan itu.
Elza akan menamai restoran itu Depot Jawa Timur ‘Mbak Uno’. Menunya antara lain sate ayam, sate kambing, satu daging sapi, gulai iga kambing, sop iga sapi, sampai berbagai nasi pecel.
"Ya menunya akan terus berkembang," kata Elza kemudian tersenyum, usai memasak pindang patin di dapur Ocean’s, restoran hidangan laut yang dimiliki Jovinus Kusumayadi, kliennya.
Elza tidak berhenti di restoran dengan menu ala Jawa Timur. Ia juga berencana membuka restoran padang alias mengusung menu dari Sumatera Barat.
Nama restoran itu ‘Sambalado Uno’, dan juga berlokasi di kawasan Ruko Bandar.
Menurut Elza, sudah pasti restoran padang itu akan berbeda daripada restoran-restoran atau rumah-rumah makan padang yang sudah banyak di Kota Minyak.
"Kalau saya cerita sekarang apa bedanya, bukan kejutan lagi dong,” katanya tertawa. Namun demikian, ia mau membocorkan sedikit. Di Sambalado Uno nanti akan ada atraksi pelayan membawa puluhan piring berisi lauk sekaligus untuk disajikan di meja pelanggan.
Di Balikpapan, para pelayan warung padang memang kebanyakan menggunakan troli untuk membawa piring-piring berisi lauk untuk disajikan ke pelanggan.
Setelah itu, bersama suaminya yang orang Italia, Elza akan membuka café. Namanya Café d’ Uno.
"Ini juga akan khas Italia, lengkap dengan pertunjukan musik langsung," lanjut Elza.
Mengapa di Balikpapan? Menurut pengacara yang kondang karena mendampingi Keluarga Cendana itu, Balikpapan memiliki pasar yang potensial.
"Dan sebagian besar kan mereka pendatang, ya dari Jawa Timur, dan daerah-daerah lain juga. Depot makan khas daerah itu bisa jadi pelipur rindu kampung halaman,” kata Elza yang semasa kecil ikut orang tuanya yang pejabat bank berpindah-pindah kota.
Kenapa masakan Jawa Timur dan masakan Padang, Elza mengungkapkan, sebab dia memiliki akar dari kedua rumpun etnis tersebut. Ada kakek atau si mbah yang dari Mojokerto, dan ayahnya sendiri dari Painan di Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
“Walaupun saya jagonya masak masakan China,” tawa Elza.
Berita Terkait
Hindari lingkungan toksik demi kesehatan mental
Senin, 24 Oktober 2022 11:20 Wib
TNI AU selidiki penyebab jet tempur Lanud Roesmin Nurjadin pecah ban
Rabu, 24 Agustus 2022 9:58 Wib
Seekor owa ungko dievakuasi di Tahura Sultan Syarif Hasyim karena kerap turun ke jalan
Sabtu, 6 Agustus 2022 0:04 Wib
Langkah awal untuk buat "startup" digital
Jumat, 21 Mei 2021 16:26 Wib
Mantan pimpinan KPK Laode M Syarif khawatir dengan banyaknya investasi China
Selasa, 8 Desember 2020 15:02 Wib
Laode M Syarif: pengadaan mobil dinas di KPK kurang pantas
Jumat, 16 Oktober 2020 14:26 Wib
Menelusuri jejak Syekh dan Habib di Selat Malaka
Minggu, 2 Agustus 2020 15:04 Wib
Laode M Syarif: tuntutan rendah penyerang Novel tak dapat diterima akal sehat
Jumat, 12 Juni 2020 13:27 Wib