Ekonomi kreatif tulang punggung perekonomian nasional

id ekonomi kreatif,Badan Ekonomi Kreatif,Bekraf,Ekonomi Kreatif untuk Perekonomian Nasional,BISMA,Ricky Joseph Pesik

Ekonomi kreatif tulang punggung perekonomian nasional

Para pembicara yang hadir dalam Sosialisasi Bekraf Information System in Mobile Application (BISMA) di Kota Malang, Jawa Timur, Kamis, (16/5/2019) (Vicki Febrianto)

Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menyatakan bahwa sektor ekonomi kreatif diharapkan mampu menjadi tulang punggung perekonomian nasional dimana saat ini kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sangat tinggi.

Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Ricky Joseph Pesik mengatakan bahwa, dengan melakukan identifikasi dan mengembangkan sektor ekonomi mikro melalui ekonomi kreatif, diharapkan sektor ekonomi kreatif bisa menjadi tulang punggung perekonomian untuk kedepannya.

"Ekonomi Kreatif harus menjadi tulang punggung ekonomi masa depan. Kontribusi dari ekonomi kreatif, terhadap PDB nasional, peningkatan jumlah tenaga kerja, termasuk ekspor tercatat sangat tinggi," kata Ricky, di Kota Malang, Kamis.

Berdasarkan catatan Bekraf, sumbangan dari sektor ekonomi kreatif saat ini terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai Rp1.105 triliun, dengan sumbangan paling besar berasal dari sektor fesyen, diikuti oleh kuliner, dan lainnya.

Pada 2016, sumbangan sektor ekonomi kreatif terhadap PDB seperti yang telah dilansir oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yakni mencapai Rp922 triliun, dan diperkirakan akan terus mengalami kenaikan kurang lebih mencapai Rp70 triliun tiap tahunnya.

"Basis data ekonomi kreatif harus teridentifikasi mendetil, ini yang menjadi tugas besar jika kita ingin bicara bahwa ekonomi kreatif akan menjadi sebuah andalan pembangunan nasional kedepan," ujar Ricky.

Dalam kesempatan itu, Direktur Riset dan Pengembangan Ekonomi Kreatif Wawan Rusiawan menyatakan bahwa berdasarkan catatan, capaian PDB dari sektor ekonomi kreatif pada 2017 diperkirakan mencapai Rp989 triliun.

"Itu merupakan jumlah yang luar biasa, dan berasal dari kontribusi pelaku ekonomi kreatif yang banyak diantara mereka adalah pelaku Usaha Kecil Menengah," kata Wawan.

Selain itu, sektor ekonomi kreatif juga mampu menyerap tenaga kerja mencapai 17,6 juta tenaga kerja dan yang berasal dari berbagai macam bidang ekonomi kreatif. Berdasarkan pembagian Bekraf, setidaknya ada 16 subsektor ekonomi kreatif di Indonesia.

"Sektor ekonomi kreatif ini inklusi, tentunya ini menjadi andalan kita kedepan untuk bisa bersaing dengan bangsa lain. Karena saya yakin, ekonomi kreatif Indonesia luar biasa dan memiliki daya saing tinggi," ujar Wawan.

Dalam upaya untuk mengoptimalkan sektor ekonomi kreatif, Bekraf saat ini tengah melakukan pendataan terhadap pelaku usaha yang ada di Indonesia melalui platform Bekraf Information System in Mobile Application (BISMA).

Tercatat, ada kurang lebih sebanyak 38.800 pelaku usaha bidang ekonomi kreatif yang sudah bergabung dalam aplikasi BISMA. Diharapkan, aplikasi tersebut mampu menghasilkan pemetaan akurat yang dapat membantu penyusunan kebijakan ekonomi kreatif untuk kedepannya.