Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi ini bergerak menguat jelang rilis data tenaga kerja nonpertanian (Non Farm Payroll/NFP) Amerika Serikat hari ini.
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih di Jakarta, Jumat, mengatakan kinerja ketenagakerjaan menjadi salah satu indikator awal ekonomi AS yang saat ini dikhawatirkan akan menuju resesi.
"Kinerja ketenagakerjaan juga menjadi salah satu indikator yang dipertimbangkan The Fed (Federal Reserve) dalam keputusan suku bunganya. Suku bunga biasanya akan naik dengan data ketenagakerjaan yang semakin solid," ujar Lana.
Klaim tunjangan pengangguran (jobless claims) di AS untuk minggu yang berakhir pada 30 Maret 2019 lalu, tercatat turun 10.000 menjadi 202.000 dari minggu sebelumnya yang tercatat 212.000, dan dibawah ekspektasi pasar 216.000. Kinerja mingguan ini juga merupakan minggu yang terendah sejak 6 Desember 1969.
Kinerja ketenagakerjaan kembali menguat dan kemungkinan tingkat pengangguran bisa kembali turun dari 3,8 persen pada Februari 2019, dari sebelumnya empat persen pada Januari 2019.
Lana memperkirakan pada hari ini rupiah akan bergerak melemah di kisaran Rp14.190 hingga Rp14.220 per dolar AS.
Pada pukul 11.20 WIB, kurs rupiah menguat 28 poin atau 0,19 persen menjadi Rp14.155 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.183 per dolar AS.