Bisnis dekorasi pernikahan terpuruk dampak kenaikan tarif kargo

id dekorasi pernikahan,pengusaha dekorasi,Zainal,biaya kargo,biaya produksi,berita sumsel, berita palembang, antara sumsel, antara palembang, antara hari

Bisnis dekorasi pernikahan terpuruk dampak kenaikan tarif kargo

Arsip- Dekorasi balon pada pameran produk pernikahan "Wedding Expo". (ANTARA News Sumsel/Feny Selly)

Palembang (ANTARA) - Bisnis dekorasi pernikahan terpuruk sejak tiga bulan terakhir akibat kenaikan tarif kargo pesawat yang terjadi secara bertahap sejak Oktober 2018, yang menyebabkan biaya pengiriman barang meningkat hingga dua kali lipat.

Ketua Asosiasi Pengusaha Dekorasi Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Zainal Arifin di Palembang, Sabtu, mengatakan terjadi penurunan pemasukan dari sebelumnya karena keuntungan tersedot oleh biaya pengiriman barang.

"Kami pesan bunga-bunga dekorasi ke Jakarta, sekarang harganya sudah naik 100 persen. Biasanya ongkos Rp1,5 juta sekarang sudah Rp4 juta," ujar Zainal Arifin.

Menurutnya, kenaikan ongkos kargo tersebut menyebabkan pengusaha kesulitan menutupi biaya produksi, karena harga untuk pemesanan dekorasi tidak bisa dinaikan mengikuti kenaikan kargo.

Meski demikian, para pengusaha dekorasi berupaya bertahan sembari mencari solusi semisal berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait.

Apalagi kondisi ini juga terjadi pada bisnis dekorasi di daerah lain. Bahkan, kegiatan pameran yang biasanya aktif digelar di Jakarta terpaksa dikurangi karena sebagian besar biaya bakal tersedot biaya kargo.

Khususnya pelaku usaha baru, Zainal mengatakan kondisi ini terbilang sangat menyulitkan.

"Konsumen itu maunya dapat dekorasi bagus dengan harga murah, apalagi tren dekorasi pernikahan sedang naik-naiknya saat ini. Sementara saat ini kondisi tidak memungkinkan, jadi kami mencoba bertahan saja," jelas Zainal.

Ia menambahkan di Kota Palembang sendiri setidaknya ada 60 pengusaha dekorasi. Jumlah tersebut cukup banyak karena semakin tingginya minat acara pernikahan di luar rumah atau gedung.

Oleh karena itu asosiasi mengharapkan pemerintah bisa menurunkan kembali ongkos kargo agar bisnis ini dapat terus menggeliat.

"Kami ini pengusaha sudah banting tulang sana-sini tapi hasilnya nol, karena tersedot biaya kargo," kata Zainal.