Pengusaha pakan ternak ingatkan harga jagung masih tinggi

id jagung,Pengusaha pakan ternak ingatkan harga jagung masih tinggi

Pengusaha pakan ternak ingatkan harga jagung masih tinggi

Panen Jagung Petani DMPA Petani program binaan Desa Makmur Peduli Api (DMPA) PT Bumi Andalas Permai (BAP), Mitra APP-Sinar Mas, memanen jagung yang lahannya berada di Hutan Tanam Industri (HTI) Desa Bukit Batu, Kecamatan Air Sugihan, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatra Selatan, Selasa (7/2). Program DMPA ini selain meningkatkan perekonomian masyarakat juga guna mencegah terjadinya kebakaran lahan dan hutan (Karhutla). (Antarasumsel.com/Nova Wahyudi/17)

Jakarta (ANTARA News Sumsel ) - Pengusaha makanan ternak mengingatkan harga jagung untuk pakan saat ini masih tinggi meski tidak ada kendala suplai dan sudah mulai memasuki masa panen.

"Kalau di Jawa Timur, masih sekitar Rp4.800 per kilogram. Belum sampai kata Pak Amran (Menteri Pertanian) itu Rp3.000-an," kata Dewan Pembina Gabungan Pengusaha Makanan Ternak,  Sudirman, dalam pernyataan yang diterima di Jakarta, Kamis.

Ia menjelaskan harga kisaran jagung pakan Rp4.800 per kilogram masih termasuk tinggi, karena dalam kondisi normal jelang masa panen, harga jagung yang sampai ke tingkat pabrik pakan bisa Rp3.500 per kilogram. 

"Kalaupun di tingkat petani, acuannya Rp3.150 per kilogram. Normal tinggi. Itu harganya sudah  mempertimbangkan keuntungan petani dan kewajaran penerimaan pabrik pakan," katanya.

Mengenai komoditas jagung yang mulai memasuki masa panen, Sudirman menganggap bukan hal yang luar biasa, karena secara musiman terjadi pada Maret-Mei.

Ia justru mengharapkan adanya pasokan jagung yang terjaga hingga akhir tahun, agar tidak terjadi kelangkaan dan kenaikan harga pada periode November-Januari, yang dapat dipenuhi melalui peran Bulog.

"Bulog juga mesti mengisi stoknya, supaya nanti ketika lagi tidak panen, Bulog bisa membantu pabrik pakan," ujarnya.

Sudirman juga mengingatkan kebutuhan jagung untuk pakan ternak meningkat pada 2019 dengan proyeksi mencapai 20 juta ton.

Lebih jauh ia menilai para petani telanjur mendapatkan iming-iming harga tinggi sehingga membuat harga ke tingkat pabrik pakan ikut melonjak.