Mahesa perupa jalanan tetap bertahan di era digital

id mahesa,perupa,era digital,palembang,Sketsa wajah

Mahesa perupa jalanan tetap bertahan di era digital

Berbagai lukisan sketsa wajah hitam putih menampilkan wajah tokoh-tokoh terkenal seperti Ir. Soekarno, Habib Luthi bin Yahya, Ustad Al-Habsy, Ustad Jery Al-Bukhori, dan artis Shiren Sungkar karya perupa jalanan Palembang Mahesa, Minggu (20/1) (ANTARA News Sumsel/Aziz Munajar/EM/19)

Palembang (ANTARA News Sumsel) - Berbagai lukisan sketsa wajah hitam putih menempel di sebuah pagar seng berwarna putih, lukisan sketsa tersebut menampilkan wajah tokoh-tokoh terkenal seperti Ir. Soekarno, Habib Luthi bin Yahya, Ustad Al-Habsy, Ustad Jery Al-Bukhori, dan artis Shiren Sungkar.

Jejeran lukisan-lukisan tersebut sangat familiar bagi warga Kota Palembang terutama yang sering beraktiitas dan melintas di sekitar Pedesterian Jalan Jendral Sudirman, dilihat dari dekat semua sketsa wajah tokoh terkenal begitu mirip dengan rupa aslinya.

Adalah Mahesa, Seorang seniman di Jalan Jendral Sudirman yang melukis sketsa-sketsa wajah tersebut, sudah 20 tahun terakhir ia menggeluti seni rupa wajah, berangkat dari hobi masa kecil ia memutuskan menjadi perupa jalanan dan bertahan hingga sekarang.

"Saya bertahan karena inilah hobi saya, dari kecil saya belajar lukis foto-realis secara otodidak kemudian tahun 2.000-an itulah awal saya memulai jadi perupa jalanan, sebab pertama kali saya memang keliling kota menawarkan jasa lukis wajah, kalau sekarang ya mangkal saja di sini (pedesterian)," ujar Mahesa kepada Antara News Sumsel, Minggu. 

Warga Jalan Graha M. Asik Seberang Ulu 1 berusia 42 tahun tersebut mengaku tidak pernah berminat beralih ke seni rupa berbasis digital seperti yang sudah banyak berkembang belakangan ini.

Baginya melukis manual menggunakan tangan jauh lebih nyaman dan lebih proesional, meskipun hasil lukis tangan diakui kian kurang diminati masyarakat.

"Sekarang banyak aplikasi perupa wajah di internet, fotonya di edit pakai aplikasi lalu jadi dan tidak butuh waktu lama, ya memang begitulah kemudahannya, tetapi bagi masyarakat yang sudah pernah di lukis wajahnya pasti ada kepuasan lain dibanding pakai komputer," jelas Mahesa yang kerap dikenali lewat peci hitamnya.

Selain itu, dalam dunia seni kata Mahesa, keahlian sesungguhnya seniman adalah mampu melukis dengan tangannya sendiri tanpa bantuan komputer atau median apapun. 

Dengan bermodal kain kanvas, pensil, cat akrilik dan cat minyak, Mahesa siap melayani siapa saja yang ingin di lukis wajahnya, peminat bisa datang langsung ke pangkalannya atau mengirim foto lewat aplikasi Whatsapp.

"Kalau dulu orangnya cukup duduk di sini lalu saya lukis sekitar 15 menit selesai, kalau sekarang bisa lewat whatsapp saja, kirim fotonya ke nomor 0852-6720-3959 nanti saya lukis kemudian si pemesan ambil ke sini hasilnya, kebanyakan orang pesan untuk hadiah nikahan dan pisah sambut pejabat," tutur Mahesa.

Ia mematok harga sketsa wajah mulai dari Rp 200.000 sampai Rp 300.000 berdasarkan ukuran besar-kecil bingkai pesanan, sedangkan bagi pemesan lukisan ia mematok harga Rp 700.000 - Rp 1 juta tergantung level kesulitannya, dalam satu bulan pendapatannya tidak menentu namun dirasa cukup memenuhi kebutuhan istri dan dua anaknya.

Meski hanya perupa jalanan, ternyata Mahesa sudah sering mendapat pesanan sketsa wajah untuk tokoh-tokoh penting, misalnya Kapolri Jendral Polisi Tito Karnavian, Mantan Gubernur Sumsel Alex Noerdin (2008-2018), Syharial Oesman ( 2003-2008), dan tokoh-tokoh daerah lainnya.

Mahesa juga pernah menampilkan karya-karya lukisnya pada beberapa kegiatan pameran seni tingkat lokal dan beberapa karyanya dibeli oleh peminat seni rupa.

Bahkan pada saat Asian Games 2018 di Palembang, ia mengaku pernah di datangi beberapa atlet luar negeri untuk diminta menggambarkan sketsa wajah mereka dengan ciri khas Kota Palembang.

"Alhamdulillah atlet-atlet itu bayarnya lebih dari harga jual, mereka mengaku senang dengan hasil lukisan saya," ujar Mahesa.

Setiap hari Mahesa mangkal di Pedestrian Sudirman seberang Internasional Plaza mulai pukul 09.00 WIB - 18.00 WIB, khusus malam akhir pekan kadang dirinya tutup sampai pukul 22.00 WIB.

Selain melukis, Mahesa juga dikenal sebagai seniman kaligrafi aksara arab, ia sering menerima order pembuatan kaligrafi di beberapa masjid, baik di dalam maupun luar Kota Palembang.

"Karena jiwa tadi sudah kadung ke seni rupa, jadi saya sempat belajar kaligrafi dan alhamdulillah sudah beberapa project kaligrafi saya kerjakan, memang dari segi untung lebih besar kaligrafi, tapi saya tetap tidak bisa meninggalkan lukis wajah, karena hobi saya ada di lukis wajah ini," tambah Mahesa.