Produsen kerupuk mulai pusing hadapi musim hujan

id Kerupuk,Kemplang,Kuliner,Jajanan

Produsen kerupuk mulai pusing hadapi musim hujan

Produsen kerupuk 'NZ Cek Ning' di Keluruhan 7 Ulu sedang membolak-balik kerupuk yang dijemur, Selasa (6/11) (ANTARA News Sumsel/Aziz Munajar/Erwin Matondang/18)

Palembang (ANTARA News Sumsel) - Produsen kerupuk kemplang di Kota Palembang dibuat pusing dengan dimulainya musim hujan sejak akhir Oktober. 

"Sekarang sering sekali mendung, akibatnya kerupuk yang di jemur semakin lama keringnya, bisa sampai 4 -5 hari, normalnya cukup 2 - 3 hari, kualitas kerupuk juga berkurang," kata aalah satu produsen kerupuk 'NZ Cek Ning' di Keluruhan 7 Ulu Khodijah kepada Antara News Sumsel, Selasa. 

Menurutnya jika kerupuk dijemur di bawah sinar matahari yang kurang dan terlalu lama, akan muncul rona-rona merah pada permukaan kerupuk saat digoreng, kondisi tersebut banyak tidak disukai pembeli, akibatnya ia terpaksa menurunkan harga kerupuk. 

Dia menerangkan pabriknya terpaksa menurunkan jumlah produksi kerupuk guna meminamilisir kerugian, pabriknya biasa memproduksi 50 Kilogram adonan kerupuk perhari, namun pada musim hujan turun menjadi 20 Kilogram perhari. 

Meskipun demikian jumlah permintaan tidak mengalami penurunan, karena pabriknya sudah mendistribusikan beraneka kerupuk seperti kerupuk kriting, kerupuk anggur, kerupuk kepang dan kerupuk kemplang ke beberapa toko di Kota Palembang. 

Ia mengungkapkan harus mengeringkan kerupuk-kerupuk tersebut menggunakan kipas angin, jika dalam beberapa hari sinar matahari dirasa kurang. 

"Kerupuknya dijajarin terus dikeringkan pakai kipas angin, ya artinya pengeluaran kami malah tambah besar karena bayar listrik tambahan, tapi terpaksalah supaya stok tetap cukup," ujar Khodijah yang mengaku pabriknya sudah 34 tahun memproduksi kerupuk kemplang. 

Dia menambahkan kerupuk biasanya di jual dengan harga Rp 70.000 - 90.000 perkilogram, namun pada musim hujan bisa turun Rp 60.000 - Rp 70.000 perkilogram, alhasil omset yang didapatnya pun ikut menurun hingga 30 persen, karena kualitas kerupuk kemplang yang sering tidak bagus.