BPS OKU data jumlah masyarakat miskin

id miskin,bps,data warga miskin,berita sumsel,berita palembang,Budiriyanto,berita antara

BPS OKU data jumlah masyarakat miskin

Arsip- Masna saat berada di depan rumahnya yang terbuat dari terpal. (ANTARA News Sumsel/Rahmat Aizullah/Erwin M)

Baturaja (ANTARA News Sumsel) - Badan Pusat Statistik Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, melakukan pendataan jumlah masyarakat miskin di wilayah itu atau pencacahan rumah tangga sample Survey Sosial Ekonomi (Susenas) guna mengetahui kondisi perekonomian penduduk setempat.

"Melalui Susenas ini dikumpulkan data selama tahun terakhir yang berkaitan dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat meliputi kondisi kesehatan, pendidikan, fertilitas, keluarga berencana, perumahan, sosial dan ekonomi," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Ogan Komering Ulu (OKU), Budiriyanto di Baturaja, Sabtu.

Dia menjelaskan, kegiatan yang dilaksanakan sepanjang September 2018 itu melibatkan sembilan orang petugas pencacah dan empat pengawas yang bertugas mengumpulkan data berkaitan dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat di wilayah itu.

"Petugas dan pengawas ini akan melakukan survei kepada masyarakat rumah tangga di seluruh kecamatan di OKU. Desa yang pertama kali disurvei yaitu Tungku Jaya, Kecamatan Sosoh Buay Rayap," katanya.

Jenis data yang dikumpulkan tersebut antara lain keterangan demografi, Nomor Induk Kependudukan, keterangan imigrasi, akte kelahiran dan pendidikan.

Selain itu, kata dia, petugas pencacah juga mendata kepemilikan tabungan yang dimiliki penduduk, keterangan ketenagakerjaan termasuk keluhan kesehatan dan jaminan kesehatan.

"Kami berharap rumah tangga yang dikunjungi petugas survei ini dapat menerima dengan baik dan memberikan jawaban sebenar-benarnya sesuai dengan kondisi sekarang," harapnya.

Sementara, lanjut dia, untuk data pengeluaran setiap rumah tangga dikumpulkan dalam daftar yang mencakup keterangan tentang kuantitas dan nilai konsumsi yang dikeluarkan mulai dari makanan, minuman serta rokok sepekan terakhir.

Kemudian keterangan tentang pengeluaran untuk barang bukan makan guna mengetahui Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM) penduduk selama sebulan hingga setahun terakhir, keterangan pendapatan dan penerimaan.

"GKNM merupakan kebutuhan minimum seperti untuk perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Sedangkan Garis Kemiskinan (GK) adalah penjumlahan dari keduanya," kata dia.?

Sehingga, lanjutnya, penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita dalam satu bulan dibawah GK dikategorikan sebagai penduduk miskin.

"Data Susenas mempunyai peran penting dalam perencanaan pembangunan salah satunya untuk mengukur tingkat kemiskinan berdasarkan garis kemiskinan," ujarnya.

Data dan indikator dari Susenas ini juga telah dipergunakan secara luas dan dipandang sebagai salah satu bukti penting yang dapat berguna untuk perencanaan, monitoring serta evaluasi program pembangunan pemerintah.