Pertemuan Jokowi-Jack Ma usulkan Jack Ma Institute

id Jack ma,Institut,Jokowi,Alibaba,Rudiantara,Kemenkominfo

Pertemuan Jokowi-Jack Ma usulkan Jack Ma Institute

Jack Ma pemilik Alibaba (ist)

Bogor (ANTARA News) - Menteri Komunikasi dan Informasi, Rudiantara, mengungkapkan pertemuan Presiden Joko Widodo dan boss Alibaba Grup, Jack Ma, memunculkan wacana pendirian Jack Ma Institute di Indonesia. Hal ini untuk pengembangan sumber daya manusia di bidang perdagangan berbasis daring (e-commerce).

"Kita tahu khan yang besar di Indonesia, Unicorn itu SDM unggulannya kadang-kadang berasal dari India, Bangalore, dari luar negeri. Jadi kita kembangkan di dalam negeri," kata Rudiantara, usai mendampingi Jokowi berbincang dengan Jack Ma di Istana Bogor, Sabtu.

Menurut Rudiantara, pendirian Jack Ma Institute ini tidak hanya untuk memasok SDM unggulan (talent) di dalam negeri, tapi menjadikan Indonesia pemasok talenta untuk negara-negara di regional.

"Ini menjadi isu nomor satu di dunia, saking cepatnya pertumbuhan digital ekonomi ini, sumber daya manusianya yang belum bisa ngejar itu," kata dia.

Rudiantara juga mengungkapkan bahwa rincian pendirian Jack Ma Institute ini akan dibahas di tingkat menteri. "Besok dibahas detilnya. Bagaimana kita 'memanfaatkan' pemikiran-pemikiran Jack Ma sebagai 'guru' dan beliau juga sebagai advisor terhadap steering commitee," kata Rudiantara.

Selain mempersiapkan SDM, lanjut dia, pemerintah juga telah menyiapkan kebijakan bagi para pemain startup.
Untuk itu, katanya, pemerintah mengirimkan perwakilan pemerintah untuk mengusulkan sistem edukasi kepada Alibaba untuk menyesuaikan antara regulasi, para pebisnis rintisan (startup), dan masyarakat.

"Kita sudah kirim 27 orang. Kalau tidak salah pejabat senior pemerintahan ke Alibaba. Nanti kita kembangkan di Indonesia jadi seimbang antara 'pemain', antara masyarakat, dan pembuat kebijakan. Semua harus seimbang, konsepnya begitu," katanya.

Dalam pertemuan dengan Jack Ma, Jokowi didampingi Menko Perekonomian, Darmin Nasution, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani, Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, Sekretaris Kabinet, Pramono Anung, dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf