Surabaya (ANTARA News Sumsel) - Laga klasik akan kembali tersaji di Gelora Delta Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, antara Timnas Indonesia melawan Malaysia, namun kali ini dalam ajang Turnamen Piala AFF Usia 16, Kamis petang.
Tentunya, memori suporter Indonesia yang selalu setia memenuhi stadion berkapasitas 35 ribu penonton itu masih teringat pada laga sebelumnya, yakni Timnas Garuda Muda U-19 yang harus tersingkir oleh Malaysia dalam drama adu pinalti.
Ingatan sebulan lalu tepatnya hari Kamis (12/7) masih membekas hingga kini, sebab anak asuh Indra Sjafri harus merelakan gelar juara AFF U-19 lepas, padahal itu menjadi target dalam turnamen ini.
Kali ini, adik-adiknya Timnas U-16 menghadapi negara yang sama dan turnamen yang sama pula, bahkan laga klasik itu digelar di hari yang sama, yakni Kamis. Tentunya, anak asuh Fachry Husani ini tidak ingin tersandung kembali.
Harapan tinggi dari suporter setia pastinya akan dibebankan pada Timnas U-16 yang mempunyai julukan "Garuda Asia", dan hal itu wajar, mengingat ekspektasi para suporter pada laga sebelumnya harus kandas di fase yang sama, yakni semifinal.
Pelatih Timnas U-16 Fachry Husaini mengakui hal itu, bahwa keinginan untuk menyingkirkan musuh serumpun di turnamen ini dari para suporter sangat kuat, mengingat memori laga sebelumnya.
Namun, pelatih kelahiran Lhokseumawe, Aceh ini tetap meminta para suporter menjaga citra positif sebelum dan sesudah pertandingan semifinal, dengan mendukung semua element pertandingan dari para pemain, wasit atau sesama suporter dari tim lain.
"Hal positif inilah yang perlu diteruskan. Suporter Timnas sudah tampil luar biasa selama penyisihan. Kreatif dan diakui di kancah internasional. Jangan sampai tercoreng akibat beberapa oknum yang memprovokasi," kata mantan pemain nasional era 1990-an ini.
Fachry mengatakan Timnas U-16 berbeda dengan tim mana pun, dan dirinya tidak ingin disamakan dengan timnas mana pun dari kelompok usia berapa pun. Oleh karena itu, mantan pemain PKT Bontang ini mengaku siap tampil maksimal di laga semifinal.
Bahkan, anak asuhnya sangat optimistis serta antusias untuk membuat sejarah di Turnamen AFF-U16 dengan mengalahkan Malaysia pada partai semifinal, dan melaju ke final.
"Kami punya cerita yang berbeda, sehingga tidak bisa disamakan dengan Timnas U-19 yang dikalahkan Malaysia di partai semifinal, beberapa waktu lalu. Dan kami ingin membuat sejarah sendiri," katanya.
Oleh karena itu, dirinya telah menyiapkan strategi, bahkan telah menyiapkan algojo penalti apabila pertandingan harus diakhiri dengan adu penalti.
Ia mengaku telah mengantongi kunci kelemahan tim Malaysia, dan telah memantau permainan Malaysia saat laga melawan Laos di Gelora Joko Samudro, Kabupaten Gresik, Selasa (7/8).
"Kami sudah punya gambaran kekuatan Malaysia, bagimana cara mereka bertahan, menyerang serta melakukan kerja sama tim. Artinya, kami sudah mengetahui pola bermain Malaysia," katanya.
Perjalanan Penyisihan
Melihat ke belakang selama babak penyisihan, David Maulana dan kawan-kawan boleh dikatakan memiliki rapor baik, bahkan plus, karena belum terkalahkan sama sekali dalam lima laga penyisihan, dengan mengantongi poin sempurna 15.
Langkah awal David dan kawan-kawan juga cukup spektakuler, yakni membungkam Filipina dengan skor telak 8-0 pada Minggu (29/7), kemudian menang atas Myanmar dengan skor 2-1, Selasa (31/7).
Timnas U-16 meraih kemenangan ketiga menaklukkan Vietnam 4-2 pada Kamis (2/8), lalu menang kembali saat melawan Timor Leste dengan skor 3-0, Sabtu (4/8), dan menutup penyisihan grup A dengan kemenangan telak atas Kamboja 4-0, Senin (6/8).
Sementara perjalanan penyisihan Tim Malaysia tidak semulus Timnas U-16, sebab dari empat laga yang dijalaninya, anak asuh Raja Azlan Shah Raja Soib sekali kalah dari Thailand dengan skor 2-1 pada Senin (30/7).
Kemudian menang telak atas Brunei Darussalam dengan skor 6-1 pada Jumat (3/7), lalu menang atas Singapura 4-0 pada Minggu (5/8), dan terakhir menaklukkan Laos dengan 1-0 pada Selasa (7/8).
Malaysia lolos ke semifinal dengan predikat sebagai "runner up" atau menempati peringkat kedua dengan mengoleksi poin 9, dan mendampingi Thailand sebagai juara grup.
Sehingga sesuai aturan, peringkat kedua grup B menantang juara grup A, yakni Timnas Indonesia U-16, sedangkan runner up grup A, yakni Myanmar, menghadapi juara grup B, Thailand.
Tentunya, diukur dari perjalanan penyisihan kedua tim selama babak penyisihan, Timnas U-16 secara kualitas dan hasil gol lebih unggul daripada Malaysia.
Namun demikian, catatan perjalanan penyisihan tidak bisa menjadi tolok ukur mutlak untuk menilai sebuah tim, sebab partai semifinal merupakan laga mental dan psikologi hidup dan mati, artinya hanya ada dua kata, menang atau tersandung lagi.
Doa dan harapan dari seluruh pendukung Timnas U-16 serta masyarakat Indoensia sangat dibutuhkan, agar impian bibit muda sepak bola nasional untuk mencatat sejarah manis di turnamen ini bisa terwujud. Semoga.