L2DIKTI Sumbagsel ingatkan cegah radikalisme masuk kampus

id teroris,radikalisme,paham teroris,kampus,mahasiswa,berita sumsel,berita palembang,Menolak Radikalisme dan Terorisme di Lingkungan Kampus,Menolak Radik

L2DIKTI Sumbagsel ingatkan cegah radikalisme masuk kampus

Arsip- Sejumlah mahasiswa baru mengikuti Pendidikan Bela Negara (PBN) . (ANTARA/Adeng Bustomi)

Palembang (ANTARA News Sumsel) - Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah II Sumbagsel Slamet Widodo mengingatkan pimpinan perguruan tinggi swasta di wilayah kerjanya untuk melakukan berbagai tindakan pencegahan masuk paham radikalisme dan terorisme di kampus.

"Seluruh pimpinan perguruan tinggi di wilayah L2DIKTI Sumbagsel meliputi Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, dan Kepulauan Bangka Belitung diminta untuk menutup celah masuk paham ajaran sesat itu di kampusnya," kata Slamet Widodo, seusai menghadiri acara "Focus Group Discussion-FGD" dengan tema Dialog dan Deklarasi Perguruan Tinggi dalam Menolak Radikalisme dan Terorisme di Lingkungan Kampus, di Palembang, Senin.

Menurut dia, untuk mencegah paham radikalisme dan terorisme masuk kampus, pihaknya berupaya melakukan pengawasan dan pembinaan kampus terutama perguruan tinggi swasta yang menjadi wewenangnya.

Melalui pengawasan dan pembinaan itu, diharapkan bisa mencegah mahasiswa dan sivitas akademika terpengaruh paham radikalisme dan berkembang terorisme di lingkungan kampus.

Radikalisme dan terorisme merupakan ajaran sesat?yang bertentangan dengan Pancasila, karena itu jangan sampai lembaga pendidikan tinggi yang mencetak generasi penerus bangsa dengan daya saing dan jiwa nasionalisme tinggi, terkontaminasi ajaran itu, katanya pula.

Dia menjelaskan, momentum penerimaan mahasiswa baru tahun akademik 2018/2019 ini, pihak kampus diharapkan memberikan pemahaman sejak dini kepada peserta didiknya mengenai bahaya radikalisme dan terorisme.

Guna memberikan pemahaman sejak dini kepada mahasiswa, diinstruksikan kepada pimpinan perguruan tinggi swasta di Sumbagsel untuk mengadakan kegiatan antiradikalisme dan terorisme pada saat pengenalan kampus, ujar Widodo.