Forum pemuda Sumsel cegah radikalisme masuk kampus

id paham radikalisme, terorisme, cegah masuk kampus , waspada terorisme,radikalisme

Forum pemuda Sumsel cegah radikalisme masuk kampus

Dokumen - Sejumlah perwakilan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang ada di Provinsi Sumatera Selatan membacakan pernyataan Aksi Kebangsaan Perguruan Tinggi melawan Radikalisme Sumatera Selatan di Griya Agung Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (28/10). (ANTARA Sumsel/Nova Wahyudi/dol/Ang/17)

Palembang  (ANTARA News Sumsel) - Forum Pemuda Negara Kesatuan Republik Indonesia Sumatera Selatan berupaya mencegah paham radikalisme dan terorisme masuk kampus perguruan tinggi di provinsi setempat.

Untuk mencegah paham radikalisme dan terorisme masuk kampus, Forum Pemuda Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Sumatera Selatan menggelar "Focus Group Discussion-FGD" dengan Tema Dialog dan Deklarasi Perguruan Tinggi dalam Menolak Radikalisme dan Terorisme di Lingkungan Kampus, di Universitas PGRI Palembang, Senin.

Inisiator Forum Pemuda NKRI Akhmad Marzuki pada kesempatan itu menjelaskan pihaknya sengaja melakukan kegiatan tersebut di kampus untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa agar tidak terpengaruh paham radikalisme dan terlibat dalam jaringan terorisme.

Melalui kegiatan tersebut diharapkan tidak ada satupun mahasiswa di provinsi yang memiliki 17 kabupaten dan kota ini yang menjadi terduga teroris dan secara institusi atau melalui oknum dosen/petinggi kampus mengembangkan paham radikalisme seperti yang pernah terjadi di kampus di Pulau Jawa beberapa waktu lalu.

"Berdasarkan informasi melalui berbagai media massa, beberapa waktu lalu terungkap ada kampus di Indonesia yang terkontaminasi paham radikalisme dan terorisme, berdasarkan kejadian itu perlu dilakukan tindakan pencegahan agar tidak masuk kampus di provinsi ini," ujarnya.

Menurut dia, Forum Pemuda NKRI Sumsel mengumpulkan pemuda lintas suku agama dan etnis dari beberapa organisasi dari kemahasiswaan menggelar kegiatan tersebut untuk menyamakan persepsi bahwa radiikalisme dan terorisme itu ajaran sesat  sehingga perlu diwaspadai untuk menjaga kodisi kondusif di provinsi ini.

Forum Pemuda NKRI yang terdir dari beberapa organiasi seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI), Persatuan Mahasiswa Kristen Republik Indonesia (PMKRI), Himpunan Mahasiswa PALI (HIMAPALI), Ikatan Pemuda Pelajar Nahdlatul Ulama (IPPNU), Satuan Pelajar dan Mahasiswa Pemuda Pancasila  (Sapma) secara bersama-sama akan terus "memerangi" radikalisme dan terorisme yang bisa meresahkan masyarakat dan mengancam keutuhan NKRI, katanya.

Sementara Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (L2 Dikti) Wilayah II Sumbagsel Slamet Widodo pada saat menghadiri acara tersebut menyatakan, pihaknya berupaya melakukan pengawasan dan pembinaan kampus terutama perguruan tinggi swasta yang menjadi wewenangnya untuk mencegah mahasiswa terpengaruh paham radikalisme dan terorisme.

"Radikalisme dan terorisme merupakan ajaran sesat  yang bertentangan dengan Pancasila, melalui momentum penerimaan mahasiswa baru 2018 ini akan di instruksikan kepada peimpinan perguruan tinggi swasta di Sumbagsel untuk mengadakan kegiatan paham anti radikalisme dan terorisme sehingga memiliki wawasan kebangsaan," ujar Widodo.