Warga diimbau warga tidak konsumsi tutut

id tutut,makanan beracun,berita sumsel,berita palembang,keracunan ,keracunan tutut

Warga diimbau warga tidak konsumsi tutut

Makanan tutut. (Ist)

Bogor (ANTARA News Sumsel) - Pascakejadian keracunan massal warga Tanah Baru, Puskesmas Bogor Utara, Kota Bogor, Jawa Barat, mengeluarkan imbauan agar warga tidak mengkonsumsi Tutut selama bulan Ramadhan.

"Tujuannya untuk mengantisipasi kejadian serupa tidak terulang lagi, karena keracunan itu berasal dari Tutut yang dibeli dari sumber yang sama," kata Kepala Puskesmas Bogor Utara, dr Oki Kurniawan, kepada Antara, Minggu.

Imbauan ini telah disampaikan kepada seluruh petugas kesehatan dan kader di Puskesmas Bogor Utara untuk disosialisasikan kepada masyarakat di wilayah Tanah Baru dan sekitarnya.

Oki menyebutkan, kesimpulan sementara dari hasil investigasi tim kesiapsiagaan Dinkes, dan surveilance puskesmas kemungkinan sumber penyebab keracunan dari makanan tutut.

"Semua yang menderita mual, muntah, diare itu mengakui makan tutut, bahkan hanya dengan mencicipi kuahnya saja jadi daire," kata Oki.

Hingga Minggu pagi, jumlah pasien keracunan bertambah jadi 86 orang. Mereka yang keracunan adalah warga dalam satu RW dari tiga RT berbeda yakni RW 07, RT 01, RT 02 dan RT 05.

Warga yang mengalami mual, muntah, diare, dan deman tinggi sudah dirawat sejak Jumat (25/5) malam di sejumlah fasilitas kesehatan, Puskesmas dan rumah sakit.

Penyebab pasti keracunan yang dialami 86 warga di Kampung Sawah, Kelurahan Tanah Baru sedang dianalisis di Laboratorium Labkesda Kota Bogor dan Labkesda Provinsi Jawa Barat.

Petugas kepolisian telah mengamankan Tutut dari rumah Buk Yayah warga RT 04/RW 07 si pembuat masakan Tutut, jumlah tutut yang tersimpan hampir mencapai satu karung.

Menurut Oki, larangan ini bukan berarti Tutut menjadi penyebab keracunan, tetapi keracunan bisa dikarena masakan tutut yang diolah tidak secara higienis, atau sumber air yang digunakan untuk memasak kurang bagus.

"Ini semua sedang ditelusuri, sampel sudah diambil, sisa tutut yang ada, memeriksa air sumur, serta bumbu masakannya," kata Oki.

Menurut warga, tutut salah satu hidangan yang paling diminati setiap bulan Ramadhan. Ini terlihat maraknya pedagang tutut di pasar-pasar dan penjual takjil musiman.

Tutut dijual dengan aneka rasa, ada tutut super pedas, dan tutut rasa original.

"Bulan Ramadhan gini tutut paling banyak dicari, dijadikan cemilan setelah berbuka, makanya banyak pedagang tutut bermunculan," kata Sumarni, kader Posyandu RT 04/RW 07 Kelurahan Tanah Baru.

Sumarni mengatakan, di wilayahnya ada dua warganya yang menjual Tutut salah satunya buk Yayah. Tetapi tutut yang dikonsumsi warga hingga menyebabkan keracunan bersumber dari warung Mang Juju yang dibuat oleh Buk Yayah.

"Anak saya ikut makan, tapi tidak dari tutut buatan buk yayah, pedagang satunya lagi, aman-aman saja, nggak kenapa-napa," kata Sumarni.

Warga menduga, tutut yang dijual hari itu adalah tutut sisa yang tidak laku diolah kembali oleh Buk Yayah.

"Sempat kemarin saya tanyain, tutut yang tidak habis dijual, dibuang apa diolah lagi. Jawabnya dibuang, tapi kenapa kejadian begini," kata Sumarni heran.