Sumatera Selatan riset produk pindang tulang kaleng

id Lukitariati, riset, pindang tulang kaleng, makanan instan, makanan kaleng, Badan Penelitian dan Pengembangan, oleh-oleh wisatawan

Palembang (Antarasumsel.com) - Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sumatera Selatan meriset produk pindang tulang untuk dapat dikemas dalam kaleng setelah sukses mengembangkan produk serupa berupa pindang patin.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Lukitariati di Palembang, Kamis, mengatakan, dengan riset ini diharapkan nantinya produk pindang tulang yang menjadi makanan khas daerah dapat dijadikan oleh-oleh para pendatang yang menghadiri Asian Games XVIII tahun 2018 di Palembang.

"Kerja sama sudah dijalin dengan LIPI di Yogya karena di sana alatnya lengkap. Kemungkinan akhir tahun ini sudah ada hasilnya," kata Lukitarianti yang diwawancarai seusai workshop Kementerian Riset dan Dikti.

Ia mengatakan saat ini pengembangan produk-produk lokal sedang digenjot untuk mendorong perekonomian rakyat dan majunya industri hilirisasi.

Seperti halnya, pindang patin kaleng, saat ini sudah mulai dijual oleh Usaha Kecil Menengah "Uma Patin". Meski penjualan masih bersifat terbatas, yakni di pameran, dan door to door tapi ke depan akan dijual secara massal.

"Tinggal menunggu keluar merek dagangnya dari BPPOM. Setelah itu, pindang patin sudah bisa dijual secara massal," kata dia.

Ia mengatakan produk hasil penelitian dari Balitbangda Sumsel ini tidak perlu diragukan karena para peneliti melahirkan suatu produk yang aman dan terjamin.

"Untuk batas pemakaian (expired) saja, sengaja dibuat hanya untuk satu tahun walaupun sebenarnya bisa untuk dua tahun," ujar dia.

Terkait proses penelitian, ia mengatakan relatif tidak mudah untuk kedua produk itu mengingat jenis makanan yang akan dikalengkan ini tergolong sangat berminyak.

"Awalnya sulit, karena pindang patin ini sangat berminyak dan mudah hancur. Tapi setelah dilakukan percobaan beberapa kali, akhirnya didapatkan formulanya, dan semoga saja produk ini semakin meluas dan dapat disukai masyarakat," ujar dia.

Kemenristek dan Dikti terus melakukan riset untuk sejumlah produk lokal. Upaya ini tak lain untuk optimalisasi pemanfaatan riset dalam kehidupan masyarakat.