Wamenhan pasarkan Cassa-212 dan CN-235 ke Afrika

id CN-235

Wamenhan pasarkan Cassa-212 dan CN-235 ke Afrika

Pesawat CN-235 (Foto IST)

Kampala, Uganda (ANTARA Sumsel) - Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sjafrie Sjamsoeddin, disebut-sebut sebagai salah satu sosok di balik kebangkitan perusahaan BUMN industri pertahanan Indonesia, aktif memasarkan pesawat CASSA-212 dan CN-235 produksi PT Dirgantara Indonesia ke sejumlah negara di Afrika.

Di Kampala, Uganda, Selasa, Sjafrie mengadakan pertemuan dengan Menteri Pertahanan Kiyonga Crispus dan menyampaikan presentasi mengenai produk-produk industri pertahanan Indonesia termasuk pesawat angkut militer buatan PT Dirgantara Indonesia (DI) kepada para pejabat kementerian pertahanan setempat.

"Pesawat angkut militer Indonesia kini sudah digunakan dua unit di Senegal dan satu unit di Burkina Faso. Kita proaktif pasarkan ke negara-negara Afrika lain seperti Uganda sekarang ini," kata Sjafrie yang didampingi Dirjen Strategi Pertahanan Mayjen Sonny ES Prasetyo dan Direktur Pemasaran PT DI Budiman Saleh.

PT DI sampai saat ini sudah memproduksi pesawat angkut jenis CASSA sebanyak 102 unit dan sudah terbang di berbagai negara untuk berbagai keperluan militer dan sipil. Pesawat CN-235 misalnya diproduksi dalam beberapa varian, baik militer, medis, patroli maritim, atau penumpang.

"Untuk Afrika kami belum menjual secara langsung, melainkan melalui penjamin di Belgia. Ada juga pesawat kami yang dioperasikan di Afrika yang berasal dari donasi para pembelinya seperti untuk keperluan misi PBB," kata Budiman.

Atase Pertahanan KBRI di Pretoria, Afrika Selatan, Kolonel Erwin mengakui pasukan penjaga perdamaian PBB di Afrika ada yang menggunakan pesawat CASSA buatan Indonesia.

Pernah suatu ketika, saat Erwin akan terbang dari Bandara Entebbe, Uganda, ke Kenya, dia naik pesawat angkut militer. Pilotnya yang berasal dari negara Eropa Timur sebelum masuk ruang kemudi berdiri menyampaikan pengumuman.

"Selamat datang di pesawat angkut CASSA buatan Indonesia," kata si pilot sambil menyampaikan ada perwira Indonesia yang juga naik pesawat tersebut.

"Saya bangga betul menjadi orang Indonesia. Kita sudah mampu membuat pesawat yang dipakai sampai di Afrika," kata Erwin.

Pesawat produksi PT DI sudah melanglang buana. Menurut catatan, secara keseluruhan ada 44 pesawat CN-235 buatan PT DI terbang di luar negeri. Pesawat ini melayang di Malaysia (dua varian VIP kelas ekskutif dan enam unit untuk transportasi militer); di Brunei satu unit; di Pakistan empat unit; di Thailand dua unit; di Uni Emirat Arab tiga unit VVIP, satu unit VIP, dan tiga unit kendaraan angkut militer.

Selain itu, ada juga 12 unit untuk Korea Selatan, delapan unit sudah diserahkan sejak tahun 2000, sisanya empat unit sudah diberikan awal tahun

Dari pengakuan sejumlah negara yang memakai pesawat buatan Indonesia itu, ada banyak kelebihan pesawat CN-235 yang merupakan pesawat serba guna dengan desain ringan. Karakter pesawat itu cocok di lapangan rumput, penerbangan jarak dekat, serta untuk evakuasi dini di penerbangan perintis.

Sebelumnya, Sjafrie juga mencari peluang pasar bagi produk industri pertahanan nasional Irak dan Kongo. Di Irak, kendaraan Ringan lapis baja Anoa ikut dipamerkan beserta senapan serbu SS-2. Irak bahkan tertarik membeli pesawat CN-235 dan NC-212 produksi PT DI.

Selain Uganda, negara Afrika lainnya yang akan dikunjungi rombongan Wamenhan adalah Kenya, Senegal, sebelum kembali ke Jakarta pada 7 Juli.(rr)