Palembang (ANTARA) - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU III Plaju Palembang, Sumatera Selatan membantu masyarakat melakukan budidaya ikan air tawar di kawasan Desa Sungai Gerong, Kabupaten Banyuasin.
"Bantuan budidaya ikan air tawar kepada masyarakat di sekitar wilayah operasional kilang itu melalui Program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL)," kata Area Manager Communication Relations & CSR RU III PT KPI, Siti Rachmi Indahsari, di Palembang Jumat.
Dia menjelaskan, untuk mendukung aktivitas budidaya perikanan itu dibentuk dua kelompok pembudidaya ikan (pokdakan) dan diterapkan sistem bioflok.
Kedua kelompok pembudidaya ikan itu yakni Pokdakan Tunas Makmur dan Barokah di Dusun II dan III dalam wilayah Desa Sungai Gerong, Kabupaten Banyuasin.
Apresiasi atas semangat kelompok pembudidaya ikan yang terus berinovasi dalam menghadapi tantangan.
"Kami di Kilang Pertamina Plaju percaya bahwa keberlanjutan masyarakat sekitar menjadi bagian penting dari keberhasilan perusahaan. Bantuan bioflok ini adalah salah satu wujud nyata komitmen kami dalam mendukung sektor perikanan di Desa Sungai Gerong, terutama dalam menghadapi tantangan musim kemarau," jelasnya.
Bantuan itu menjadi solusi bagi para pembudidaya ikan yang menghadapi tantangan siklus kemarau panjang dan minimnya fasilitas penunjang kolam atas untuk benih ikan hasil pemijahan.
Bioflok berasal dari kata bios yang artinya “kehidupan” dan flok “gumpalan”, jadi bioflok adalah kumpulan dari berbagai organisme.
Penerapan budidaya sistem bioflok tersebut sudah banyak diterapkan pada perikanan air tawar, karena mampu meningkatkan produktivitas hasil perikanan yang lebih tinggi.
Prinsip kerja bioflok adalah mengubah senyawa organik dan anorganik yang mengandung karbon, hidrogen, oksigen, serta nitrogen menjadi masa lumpur atau sludge.
"Harapan kami, fasilitas ini dapat dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan produktivitas para pembudidaya ikan," kata Rachmi.
Sementara Ketua Pokdakan Tunas Makmur, Bambang, menjelaskan bahwa sebelum adanya bantuan bioflok dari Kilang Plaju, mereka sebagai pembudidaya ikan mengalami kendala besar dalam proses budidaya ikan, terutama saat musim kemarau.
"Saat debit air kolam tanah menurun, kami kesulitan melanjutkan proses pembesaran ikan. Solusinya, kami harus memindahkan ikan ke kolam atas yang debit airnya lebih stabil, namun fasilitas yang memadai belum kami miliki," ungkapnya.
Dengan hadirnya fasilitas bioflok tersebut, proses budidaya ikan dapat berjalan lebih efisien.
"Kolam bioflok ini tidak hanya membantu kami saat musim kemarau, tetapi juga bisa dimanfaatkan untuk pemijahan ikan seperti nila, lele, dan patin. Alhamdulillah, bantuan ini memberikan solusi nyata bagi kami," ujar Bambang.
Bioflok yang diberikan Kilang Plaju terbuat dari bahan berkualitas tinggi, menggunakan terpal tahan lama dan besi dengan kadar baja terbaik.
Teknologi ini memungkinkan pembudidaya untuk mempertahankan kualitas air sehingga pertumbuhan ikan tidak terganggu, bahkan saat debit air rendah.
Selain itu, limbah air bioflok juga dimanfaatkan untuk meningkatkan pH air pada kolam tanah, menjadikan ekosistem lebih mendukung bagi kehidupan ikan.
Dengan fasilitas ini, pihaknya merasa sangat terbantu, dan kendala yang ada selama ini terutama dalam pembesaran ikan dapat teratasi, serta hasil produksi menjadi lebih maksimal
"Ke depan, kami berharap dapat terus meningkatkan kapasitas budidaya ikan serta menjadikan Desa Sungai Gerong sebagai kawasan perikanan yang produktif," ujar Bambang.
"Bantuan budidaya ikan air tawar kepada masyarakat di sekitar wilayah operasional kilang itu melalui Program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL)," kata Area Manager Communication Relations & CSR RU III PT KPI, Siti Rachmi Indahsari, di Palembang Jumat.
Dia menjelaskan, untuk mendukung aktivitas budidaya perikanan itu dibentuk dua kelompok pembudidaya ikan (pokdakan) dan diterapkan sistem bioflok.
Kedua kelompok pembudidaya ikan itu yakni Pokdakan Tunas Makmur dan Barokah di Dusun II dan III dalam wilayah Desa Sungai Gerong, Kabupaten Banyuasin.
Apresiasi atas semangat kelompok pembudidaya ikan yang terus berinovasi dalam menghadapi tantangan.
"Kami di Kilang Pertamina Plaju percaya bahwa keberlanjutan masyarakat sekitar menjadi bagian penting dari keberhasilan perusahaan. Bantuan bioflok ini adalah salah satu wujud nyata komitmen kami dalam mendukung sektor perikanan di Desa Sungai Gerong, terutama dalam menghadapi tantangan musim kemarau," jelasnya.
Bantuan itu menjadi solusi bagi para pembudidaya ikan yang menghadapi tantangan siklus kemarau panjang dan minimnya fasilitas penunjang kolam atas untuk benih ikan hasil pemijahan.
Bioflok berasal dari kata bios yang artinya “kehidupan” dan flok “gumpalan”, jadi bioflok adalah kumpulan dari berbagai organisme.
Penerapan budidaya sistem bioflok tersebut sudah banyak diterapkan pada perikanan air tawar, karena mampu meningkatkan produktivitas hasil perikanan yang lebih tinggi.
Prinsip kerja bioflok adalah mengubah senyawa organik dan anorganik yang mengandung karbon, hidrogen, oksigen, serta nitrogen menjadi masa lumpur atau sludge.
"Harapan kami, fasilitas ini dapat dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan produktivitas para pembudidaya ikan," kata Rachmi.
Sementara Ketua Pokdakan Tunas Makmur, Bambang, menjelaskan bahwa sebelum adanya bantuan bioflok dari Kilang Plaju, mereka sebagai pembudidaya ikan mengalami kendala besar dalam proses budidaya ikan, terutama saat musim kemarau.
"Saat debit air kolam tanah menurun, kami kesulitan melanjutkan proses pembesaran ikan. Solusinya, kami harus memindahkan ikan ke kolam atas yang debit airnya lebih stabil, namun fasilitas yang memadai belum kami miliki," ungkapnya.
Dengan hadirnya fasilitas bioflok tersebut, proses budidaya ikan dapat berjalan lebih efisien.
"Kolam bioflok ini tidak hanya membantu kami saat musim kemarau, tetapi juga bisa dimanfaatkan untuk pemijahan ikan seperti nila, lele, dan patin. Alhamdulillah, bantuan ini memberikan solusi nyata bagi kami," ujar Bambang.
Bioflok yang diberikan Kilang Plaju terbuat dari bahan berkualitas tinggi, menggunakan terpal tahan lama dan besi dengan kadar baja terbaik.
Teknologi ini memungkinkan pembudidaya untuk mempertahankan kualitas air sehingga pertumbuhan ikan tidak terganggu, bahkan saat debit air rendah.
Selain itu, limbah air bioflok juga dimanfaatkan untuk meningkatkan pH air pada kolam tanah, menjadikan ekosistem lebih mendukung bagi kehidupan ikan.
Dengan fasilitas ini, pihaknya merasa sangat terbantu, dan kendala yang ada selama ini terutama dalam pembesaran ikan dapat teratasi, serta hasil produksi menjadi lebih maksimal
"Ke depan, kami berharap dapat terus meningkatkan kapasitas budidaya ikan serta menjadikan Desa Sungai Gerong sebagai kawasan perikanan yang produktif," ujar Bambang.