Baturaja (ANTARA) - Kepolisian Resor Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatra Selatan (Sumsel) memberikan makanan pendamping ASI untuk anak stunting guna menekan angka kekerdilan di wilayah itu.
Kapolres OKU AKBP Imam Zamroni di Baturaja, Selasa, mengatakan bahwa dalam penanganan stunting Polri turut serta membantu pemerintah daerah guna menurunkan angka stunting pada anak dengan target 14 persen pada tahun ini.
"Tren angka stunting pada anak meningkat pada usia enam bulan sampai satu tahun yang disebabkan beberapa faktor, salah satunya pemberian makanan pendamping ASI yang tidak mencukupi," katanya.
Oleh sebab itu, kata dia, dalam penanganan stunting, pihaknya melakukan gerakan pemberian makanan pendamping ASI dengan gizi yang tepat dan berkualitas yang dibutuhkan anak untuk menambah asupan protein hewani, seperti telur, ikan, dan lain sebagainya.
Gerakan yang dilaksanakan sekaligus dalam rangka HUT ke-78 Bhayangkara tersebut menyasar pada 100 anak stunting di wilayah setempat.
Dalam kegiatan tersebut, pihaknya juga memberikan bantuan pangan kepada ibu hamil untuk menjaga asupan gizi mereka agar tidak mengalami penurunan berat badan, sehingga anak yang dilahirkan dalam keadaan normal.
Selain pemberian makanan pendamping, lanjut dia, anak yang mengalami stunting berusia 4-5 tahun juga diberikan terapi oleh tim yang tergabung dalam Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) agar bisa berjalan seperti anak pada usianya.
Tim BAAS ini memberikan bantuan berupa makanan yang bergizi serta vitamin untuk anak-anak yang mengalami stunting agar memiliki ukuran tubuh normal seperti pada umumnya.
"Kami juga memberikan penyuluhan dan pendampingan kepada orang tua anak tentang pentingnya memperhatikan pola makan yang bergizi dan seimbang agar anak terhindar dari stunting," ujarnya.
Kapolres OKU AKBP Imam Zamroni di Baturaja, Selasa, mengatakan bahwa dalam penanganan stunting Polri turut serta membantu pemerintah daerah guna menurunkan angka stunting pada anak dengan target 14 persen pada tahun ini.
"Tren angka stunting pada anak meningkat pada usia enam bulan sampai satu tahun yang disebabkan beberapa faktor, salah satunya pemberian makanan pendamping ASI yang tidak mencukupi," katanya.
Oleh sebab itu, kata dia, dalam penanganan stunting, pihaknya melakukan gerakan pemberian makanan pendamping ASI dengan gizi yang tepat dan berkualitas yang dibutuhkan anak untuk menambah asupan protein hewani, seperti telur, ikan, dan lain sebagainya.
Gerakan yang dilaksanakan sekaligus dalam rangka HUT ke-78 Bhayangkara tersebut menyasar pada 100 anak stunting di wilayah setempat.
Dalam kegiatan tersebut, pihaknya juga memberikan bantuan pangan kepada ibu hamil untuk menjaga asupan gizi mereka agar tidak mengalami penurunan berat badan, sehingga anak yang dilahirkan dalam keadaan normal.
Selain pemberian makanan pendamping, lanjut dia, anak yang mengalami stunting berusia 4-5 tahun juga diberikan terapi oleh tim yang tergabung dalam Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) agar bisa berjalan seperti anak pada usianya.
Tim BAAS ini memberikan bantuan berupa makanan yang bergizi serta vitamin untuk anak-anak yang mengalami stunting agar memiliki ukuran tubuh normal seperti pada umumnya.
"Kami juga memberikan penyuluhan dan pendampingan kepada orang tua anak tentang pentingnya memperhatikan pola makan yang bergizi dan seimbang agar anak terhindar dari stunting," ujarnya.