Baturaja (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk mengatasi banjir yang sering terjadi di wilayah setempat agar kedepan tidak terulang kembali.
Penjabat Bupati OKU Teddy Meilwansyah di Baturaja, Kamis mengatakan bahwa dalam mencari solusi untuk mengatasi banjir pihaknya mengundang peneliti dari BRIN untuk mengkaji dan memetakan permasalahan banjir di wilayah tersebut.
"Beberapa hari lalu kami melakukan paparan di BRIN untuk meminta bantuan dalam memetakan dan mengkaji terkait banjir yang terjadi di OKU agar kedepan permasalahan yang sama tidak terulang kembali," katanya.
Menurut dia, dari hasil pengamatan secara fisik, ada permasalahan di bagian hulu berupa penggundulan hutan atau deforestasi secara ekstrem yang menyebabkan banjir sering kali terjadi saat hujan turun dengan waktu yang lama.
"Deforestasi tersebut disebabkan berbagai hal dan itulah yang ingin kami kaji dan dalami terlebih dahulu," jelasnya.
Sementara, sebelumnya Forum Masyarakat Peduli Sungai Ogan (FMPSO) Kabupaten OKU mendesak pemerintah daerah setempat untuk membentuk tim kajian dan investigasi untuk mengatasi banjir di wilayah itu.
Ketua FMPSO OKU, Hendra Setyawan mengatakan bahwa secara umum banjir di wilayah itu disebabkan karena banyaknya lahan kritis yang disebabkan perambahan hutan liar oleh oknum yang tidak bertanggungjawab.
"Berdasarkan data dari 70,096,51 hektare (Ha) kawasan hutan di Kabupaten OKU, 64,657,89 Ha diantaranya merupakan lahan kritis akibat perambahan liar oleh oknum yang tidak bertanggungjawab," ungkapnya.
Oleh sebab itu, Hendra mendorong Pemkab OKU untuk secepatnya membentuk tim kajian dan investigasi agar permasalahan banjir dapat segera teratasi.
"Tim yang dibentuk ini nantinya diharapkan bekerja secara baik dan diinformasikan secara transparan. Kami tunggu waktunya dan apa solusinya," tegasnya.
Penjabat Bupati OKU Teddy Meilwansyah di Baturaja, Kamis mengatakan bahwa dalam mencari solusi untuk mengatasi banjir pihaknya mengundang peneliti dari BRIN untuk mengkaji dan memetakan permasalahan banjir di wilayah tersebut.
"Beberapa hari lalu kami melakukan paparan di BRIN untuk meminta bantuan dalam memetakan dan mengkaji terkait banjir yang terjadi di OKU agar kedepan permasalahan yang sama tidak terulang kembali," katanya.
Menurut dia, dari hasil pengamatan secara fisik, ada permasalahan di bagian hulu berupa penggundulan hutan atau deforestasi secara ekstrem yang menyebabkan banjir sering kali terjadi saat hujan turun dengan waktu yang lama.
"Deforestasi tersebut disebabkan berbagai hal dan itulah yang ingin kami kaji dan dalami terlebih dahulu," jelasnya.
Sementara, sebelumnya Forum Masyarakat Peduli Sungai Ogan (FMPSO) Kabupaten OKU mendesak pemerintah daerah setempat untuk membentuk tim kajian dan investigasi untuk mengatasi banjir di wilayah itu.
Ketua FMPSO OKU, Hendra Setyawan mengatakan bahwa secara umum banjir di wilayah itu disebabkan karena banyaknya lahan kritis yang disebabkan perambahan hutan liar oleh oknum yang tidak bertanggungjawab.
"Berdasarkan data dari 70,096,51 hektare (Ha) kawasan hutan di Kabupaten OKU, 64,657,89 Ha diantaranya merupakan lahan kritis akibat perambahan liar oleh oknum yang tidak bertanggungjawab," ungkapnya.
Oleh sebab itu, Hendra mendorong Pemkab OKU untuk secepatnya membentuk tim kajian dan investigasi agar permasalahan banjir dapat segera teratasi.
"Tim yang dibentuk ini nantinya diharapkan bekerja secara baik dan diinformasikan secara transparan. Kami tunggu waktunya dan apa solusinya," tegasnya.