Subang, Jabar (ANTARA) - Adawiyah, seorang guru pendamping rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok yang mengalami kecelakaan di Jalan Ciater Subang sempat melihat sopir dan karnet berkomunikasi beberapa saat sebelum kejadian.
Hal itu disampaikan oleh Adawiyah saat di RSUD Subang.
Ia selamat dari kejadian itu, namun sebelas siswa dan siswinya meninggal dunia pada kejadian itu.
Ia menyebutkan, tak melihat ada tanda-tanda apapun dari bus itu saat berangkat menuju jalur Subang untuk kembali ke Depok menggunakan Jalan Tol Palembang - Cikampek melalui pintu tol Subang.
Beberapa saat sebelum kejadian ia melihat sopir dan karnet saling berkomunikasi, namun ia tidak mendengar karena disekat dengan menggunakan fiberglass.
Namun beberapa saat kemudian, bus terasa oleng dan ia bersama para siswa bertakbir , Allahu Akbar...Allahu Akbar... dan kemudian kecelakaan terjadi.
"Saya dan anak-anak langsung takbir begitu merasa ada hal aneh dari jalan bus yang oleng, kemudian kejadian," kata Adawiyah.
Hal itu disampaikan oleh Adawiyah saat di RSUD Subang.
Ia selamat dari kejadian itu, namun sebelas siswa dan siswinya meninggal dunia pada kejadian itu.
Ia menyebutkan, tak melihat ada tanda-tanda apapun dari bus itu saat berangkat menuju jalur Subang untuk kembali ke Depok menggunakan Jalan Tol Palembang - Cikampek melalui pintu tol Subang.
Beberapa saat sebelum kejadian ia melihat sopir dan karnet saling berkomunikasi, namun ia tidak mendengar karena disekat dengan menggunakan fiberglass.
Namun beberapa saat kemudian, bus terasa oleng dan ia bersama para siswa bertakbir , Allahu Akbar...Allahu Akbar... dan kemudian kecelakaan terjadi.
"Saya dan anak-anak langsung takbir begitu merasa ada hal aneh dari jalan bus yang oleng, kemudian kejadian," kata Adawiyah.