Toboali, Babel, (ANTARA) - Satuan Polisi Perairan Polres Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung meningkatkan patroli keamanan di perairan daerah Iptu untuk mencegah aktivitas kapal nelayan menggunakan trawl.
"Patroli di perairan Toboali kita tingkatkan, karena kami mendapatkan laporan adanya aktivitas nelayan yang menggunakan alat tangkap trawl," kata KBO Sat Polair Polres Bangka Selatan Ipda Reno Iskandar di Toboali, Selasa.
Polair Polres Bangka Selatan menerjunkan sebanyak delapan personel dengan menggunakan kapal patroli C3 untuk mengawasi aktvitas penangkapan ikan menggunakan trawl dan kapal compreng.
"Dalam kegiatan patroli itu kami tidak menemukan adanya trawl seperti laporan warga, namun kami menemukan tiga unit kapal compreng yang berlabuh di laut Bantil," ujarnya.
Namun kata dia, tidak ditemukan aktivitas penangkapan ikan yang dilakukan tiga kapal compreng itu dan para nelayan yang berada di dalam kapal hanya mengaku lego jangkar sementara karena kondisi angin kencang dan gelombang tinggi.
"Namun demikian, kami tetap mengawasi pergerakan kapal tersebut dan melakukan patroli di sekitar laut tempat kapal tersebut sandar serta lego jangkar," ujarnya.
Reno mengatakan, aktivitas kapal compreng dan alat tangkap trawl dapat mengganggu aktivitas nelayan setempat yang menggunakan peralatan tangkap lebih kecil.
"Kami juga sudah memeriksa identitas beberapa nelayan luar Toboali yang sedang berlindung karena angin kencang itu dan meminta untuk segera keluar dari wilayah tangkap nelayan lokal jika cuaca sudah mulai membaik," ujarnya.
"Patroli di perairan Toboali kita tingkatkan, karena kami mendapatkan laporan adanya aktivitas nelayan yang menggunakan alat tangkap trawl," kata KBO Sat Polair Polres Bangka Selatan Ipda Reno Iskandar di Toboali, Selasa.
Polair Polres Bangka Selatan menerjunkan sebanyak delapan personel dengan menggunakan kapal patroli C3 untuk mengawasi aktvitas penangkapan ikan menggunakan trawl dan kapal compreng.
"Dalam kegiatan patroli itu kami tidak menemukan adanya trawl seperti laporan warga, namun kami menemukan tiga unit kapal compreng yang berlabuh di laut Bantil," ujarnya.
Namun kata dia, tidak ditemukan aktivitas penangkapan ikan yang dilakukan tiga kapal compreng itu dan para nelayan yang berada di dalam kapal hanya mengaku lego jangkar sementara karena kondisi angin kencang dan gelombang tinggi.
"Namun demikian, kami tetap mengawasi pergerakan kapal tersebut dan melakukan patroli di sekitar laut tempat kapal tersebut sandar serta lego jangkar," ujarnya.
Reno mengatakan, aktivitas kapal compreng dan alat tangkap trawl dapat mengganggu aktivitas nelayan setempat yang menggunakan peralatan tangkap lebih kecil.
"Kami juga sudah memeriksa identitas beberapa nelayan luar Toboali yang sedang berlindung karena angin kencang itu dan meminta untuk segera keluar dari wilayah tangkap nelayan lokal jika cuaca sudah mulai membaik," ujarnya.