Banda Aceh (ANTARA) - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memanen dan menanam jagung di lahan milik TNI seluas lima hektare di Desa Deunong Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar, implementasi kerja sama antara Kementerian Pertanian dan TNI dalam percepatan produksi pangan nasional.
"Panen dan tanam jagung di Aceh ini merupakan gerakan pangan Indonesia, tidak hanya untuk konsumsi tapi juga gerakan sosial untuk disumbangkan, manakala jagung kita ke depannya surplus,” kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di sela-sela panen raya jagung di Aceh Besar, Selasa.
Andi menjelaskan pada 2017 hingga 2019, Indonesia tidak hanya berhasil meraih swasembada jagung, tetapi juga berhasil melakukan ekspor jagung. Namun kini terjadi impor karena adanya tekanan dampak dari fenomena El Nino.
Akan tetapi, dirinya optimistis impor tersebut dapat dihentikan ke depan, karena dalam beberapa bulan ke depan sudah ada 15 provinsi yang melakukan panen serentak, sehingga produksi jagung dalam negeri melimpah.
“Saat ini sudah ada hilal, tanda-tanda untuk stop impor. Mengapa kami yakin, karena kami sudah keliling 15 provinsi, semua serentak tanam jagung dan beberapa bulan ke depan panen," kata Andi.
Ia menambahkan Kementan juga memberikan bantuan gratis berupa bibit, pupuk dan alat mesin pertanian serta pembangunan irigasi tersier dalam meningkatkan produksi pangan khususnya padi dan jagung.
“Pengadaan bantuan ini dengan melakukan refocushing anggaran Kementerian Pertanian sebesar Rp7,7 triliun," katanya.
Selain itu, lanjut Andi, Presiden Jokowi juga telah menambah alokasi anggaran pupuk bersubsidi Rp14 triliun, sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan produksi pangan nasional.
“Kami Kementerian Pertanian telah menandatangani MoU dengan Panglima TNI, jadi kami support penuh Pangdam Iskandar Muda, silahkan cari lahan seluas-luasnya. Kami berikan bantuan benih dan pupuk gratis,” ujarnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mentan panen dan tanam jagung di lahan milik TNI di Aceh Besar
"Panen dan tanam jagung di Aceh ini merupakan gerakan pangan Indonesia, tidak hanya untuk konsumsi tapi juga gerakan sosial untuk disumbangkan, manakala jagung kita ke depannya surplus,” kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di sela-sela panen raya jagung di Aceh Besar, Selasa.
Andi menjelaskan pada 2017 hingga 2019, Indonesia tidak hanya berhasil meraih swasembada jagung, tetapi juga berhasil melakukan ekspor jagung. Namun kini terjadi impor karena adanya tekanan dampak dari fenomena El Nino.
Akan tetapi, dirinya optimistis impor tersebut dapat dihentikan ke depan, karena dalam beberapa bulan ke depan sudah ada 15 provinsi yang melakukan panen serentak, sehingga produksi jagung dalam negeri melimpah.
“Saat ini sudah ada hilal, tanda-tanda untuk stop impor. Mengapa kami yakin, karena kami sudah keliling 15 provinsi, semua serentak tanam jagung dan beberapa bulan ke depan panen," kata Andi.
Ia menambahkan Kementan juga memberikan bantuan gratis berupa bibit, pupuk dan alat mesin pertanian serta pembangunan irigasi tersier dalam meningkatkan produksi pangan khususnya padi dan jagung.
“Pengadaan bantuan ini dengan melakukan refocushing anggaran Kementerian Pertanian sebesar Rp7,7 triliun," katanya.
Selain itu, lanjut Andi, Presiden Jokowi juga telah menambah alokasi anggaran pupuk bersubsidi Rp14 triliun, sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan produksi pangan nasional.
“Kami Kementerian Pertanian telah menandatangani MoU dengan Panglima TNI, jadi kami support penuh Pangdam Iskandar Muda, silahkan cari lahan seluas-luasnya. Kami berikan bantuan benih dan pupuk gratis,” ujarnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mentan panen dan tanam jagung di lahan milik TNI di Aceh Besar