Palembang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan mengoptimasikan lahan sawah seluas 98.400 hektare pada Tahun 2024 guna meningkatkan produktivitas padi.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumsel Bambang Pramono di Palembang, Senin, mengatakan optimasi lahan itu akan dilakukan pembuatan tanggul dan saluran, serta pemberian pompa air.

Ia menjelaskan optimasi lahan sawah ini merupakan program dari Kementerian Pertanian yang akan dilaksanakan di lima kabupaten Sumsel, yaitu Kabupaten Muara Enim seluas 2.400 hektare, Banyuasin 22.000 hektare, Ogan Ilir 4.000 hektare, Ogan Komering Ilir (OKI) 65.000 hektare dan OKU Timur 5.000 hektare.

"Program optimasi lahan ini guna meningkatkan kualitas lahan sawah di Sumsel sehingga lebih produktif,” jelasnya.

Ia mengatakan luas lahan sawah di Sumsel seluas 470 ribu hektare, akan tetapi 73 persen atau seluas 399 ribu merupakan lahan rawa yang terdiri dari dua jenis yakni pasang surut dan lebak. Maka, saat intensitas curah hujan tinggi, jenis lahan lebak memiliki potensi paling besar terendam banjir.
Oleh sebab itu, pembuatan tanggul melalui optimasi lahan juga diharapkan dapat membantu manajemen tata kelola air sehingga saat terjadi banjir maupun air pasang cukup tinggi tidak merusak area persawahan.

“Mudah-mudahan dengan adanya optimasi bisa menanggulangi adanya dampak perubahan iklim,” ujarnya.

Selain itu, berdasarkan data yang dihimpun oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumsel per 18 Januari Tahun 2024 terdapat 1.978 hektare pertanaman dan 11,3 hektare persemaian padi yang terdampak banjir di wilayah itu. Sedangkan yang mengalami kerusakan total dan tidak bisa panen mencapai 939,2 hektare pertanaman dan 1,6 hektare persemaian.

“Total lahan terdampak banjir ini tersebar di tujuh kabupaten diantaranya Ogan Komering Ilir, Musi Rawas, Musi Banyuasin, Ogan Komering Ulu Timur, Empat Lawang, Musi Rawas Utara dan Pali,” jelasnya.

Maka dari itu, Pemprov Sumsel berencana memberikan bantuan benih bibit baru yang dapat dimanfaatkan para petani untuk melakukan penanaman saat kondisi kembali kondusif.

“Saat ini masih identifikasi di lapangan, menyusun kebutuhan, karena kalau diberikan sekarang juga masih belum bisa menanam karena kondisi air masih tinggi,” kata Bambang.

Pewarta : Ahmad Rafli Baiduri
Uploader : Aang Sabarudin
Copyright © ANTARA 2024