Jakarta (ANTARA) - Dua Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang dibangun PT Bukit Asam Tbk (PTBA) memangkas emisi hingga 618,5 ton CO2 ekuivalen (tCO2e) sepanjang Januari-Oktober 2023.
Adapun dua PLTS itu yakni PLTS Jalan Tol Bali Mandara dan PLTS di Gedung Airport Operation Control Center (AOCC) Bandara Soekarno-Hatta.
"Selaras dengan visi PTBA yaitu menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan, kami bertekad untuk terus berkontribusi dalam penyediaan energi nasional sekaligus menjaga kelestarian lingkungan," kata Corporate Secretary PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Niko Chandra di Jakarta, Selasa.
Niko menjelaskan, PLTS di Jalan Tol Bali Mandara yang berkapasitas 400 Kilowatt-peak (kWp) berhasil mengurangi emisi sebanyak 414,1 tCO2e hingga Oktober 2023, setara menanam 567 pohon.
Sedangkan PLTS Gedung AOCC Bandara Soekarno-Hatta memangkas emisi 204,4 tCO2e pada periode yang sama, setara menanam 280 pohon.
Adapun produksi listrik dari PLTS Tol Bali Mandara di Januari-Oktober 2023 mencapai 524.197,8 kWh. Sementara PLTS Gedung AOCC Bandara Soekarno-Hatta menghasilkan listrik 258.741,8 kWh.
Niko menegaskan, PTBA mendukung pencapaian target netral karbon pada 2060 atau sebelumnya yang ditetapkan pemerintah. Oleh karena itu, PTBA menjalankan transformasi dengan memperluas portofolio pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan (EBT).
PLTS di Gedung AOCC Bandara Soekarno-Hatta dibangun melalui kerja sama PTBA dengan PT Angkasa Pura II (Persero). Pembangkit ini telah beroperasi penuh sejak 1 Oktober 2020.
Sedangkan pengembangan PLTS Tol Bali Mandara yang diresmikan pada 21 September 2022 merupakan hasil kerja sama antara PTBA dengan PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
Pada 24 Februari 2023 lalu, PTBA dan Jasa Marga melakukan penandatanganan perpanjangan nota kesepahaman (MoU) untuk PLTS di wilayah jalan tol lainnya yang berada di dalam pengelolaan Jasa Marga Group.
"Melalui sinergi dengan berbagai pihak, kami terus berupaya mengoptimalkan potensi-potensi yang ada. Dengan begitu, PTBA dapat terus berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan," ucap Niko.