Martapura (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatra Selatan menciptakan transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial guna meningkatkan minat membaca sekaligus mengembangkan potensi masyarakat di wilayah tersebut.
Bunda Literasi sekaligus Ketua Tim Penggerak PKK OKU Timur Sheila Noberta di Martapura, Rabu mengatakan bahwa transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial dibuat untuk meningkatkan minat membaca bagi masyarakat di daerah itu.
Menurut dia, perpustakaan berbasis inklusi sosial menjadikan taman pojok baca tidak hanya menjadi tempat membaca saja, melainkan juga ilmu yang dibaca dapat diaplikasikan untuk menciptakan produk atau jasa yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Perpustakaan berbasis inklusi sosial merupakan perpustakaan yang memfasilitasi masyarakat dalam mengembangkan potensinya dengan melihat keragaman budaya, kemauan untuk menerima perubahan, serta menawarkan kesempatan berusaha," jelasnya.
Sejauh ini, kata dia, Pojok Baca Digital (Pocadi) Kabupaten OKU Timur telah berkolaborasi dengan Rumah Ilmu untuk mengadakan transformasi berbasis inklusi sosial setiap bulannya.
Seperti kelas menjahit, pembuatan beragam makanan, pengajaran Tahsin atau mengaji, dan kegiatan yang bermanfaat lainnya.
"Seperti Taman Pojok Baca Desa Karang Tengah ini perlu dilakukan peningkatan visualisasi serta memperbaiki sarana dan prasarana, termasuk menambahkan jumlah koleksi buku setiap enam bulan sekali," ujarnya.
Sheila juga mendorong masyarakat untuk mengikuti Gerakan Setajam Gergaji dengan membaca selama 15 menit sehari untuk membentuk kebiasaan membaca, terutama bagi para pelajar.
"Para orang tua juga diharapkan untuk menerapkan gerakan ini di lingkungan keluarga dan sekolah serta mendukung minat baca anak-anak dengan membelikan buku dan melaksanakan transformasi berbasis inklusi sosial di lingkungan masing-masing," ujarnya.