Jambi (ANTARA) - Tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jambi mencatat jumlah gajah Sumatera (elephas maximus Sumatranus) saat ini ada sekitar ratusan ekor dimana habitat terbesar jumlahnya ada dalam hutan lindung dan alam Kabupaten Tebo.
"Saat ini kawanan gajah Sumatera hidup hanya pada pada tiga titik dalam hutan lindung dan alam di Provinsi Jambi yang menjadi habitat kelompok gajah Sumatera," kata Kepala Seksi Wilayah II BKSDA Provinsi Jambi Faried di Jambi, Senin.
Data BKSDA Jambi mencatat ketiga titik lokasi kantong gajah yang menjadi populasi kawanan hewan berbadan besar itu pertama tersebar di sekitar kawasan hutan milik PT Restorasi Ekosistem Indonesia, Kecamatan Sumay tepatnya Taman Nasional Bukit Tigapuluh, kedua lokasinya di wilayah hutan Kabupaten Kerinci tepatnya di Taman Nasional Kerinsi Seblat (TNKS) dan terakhir ada kelompok yang terdiri dari tujuh ekor gajah yang berada di habitat daerah perbatasan Sumatera Selatan (Sumsel) - Jambi.
Untuk habitat di wilayah Bukit Tigapuluh Kecamatan Sumay ada beberapa kelompok yang hidup disana dengan jumlah mencapai sekitar 90 hingga 120 ekor gajah yang berada di habitat nya, sementara itu untuk jumlah gajah yang berada dalam hutan wilayah TNKS Kerinci hanya ada satu kelompok kawanan namun belum bisa dipastikan berapa ekor jumlah yang ada di kawanan gajah tersebut.
"Kami belum bisa mendata khusus jumlah gajah yang ada di Kabupaten Kerinci namun demikian bisa dipastikan mereka hidup dalam satu kelompok yang biasanya berjumlah di atas 10 ekor dalam kawanan itu," kata Faried lagi.
Dia juga menambahkan tindak perburuan gajah liar yang ada di Provinsi Jambi cukup jauh menurun hanya saja niatan untuk perburuan liar terutama gading gajah yang pastinya masih ada, namun kami dari BKSDA akan terus melakukan pemantauan dan pengawasan terkait habitat gajah Sumatera di Provinsi Jambi.
"Kalau yang namanya niat perburuan gajah liar terutama gadingnya masih ada, namun karena selalu kami lakukan pemantauan jadi tidak ada yang berani melakukan hal itu lagi, pada beberapa tahun lalu masih ada ditemukan gajah yang mati dan gading nya hilang, namun sudah dua tahun ini tindak perburuan itu bisa dikurangi," kata Faried.
Dia menambahkan terakhir pihak BKSDA Jambi adanya melakukan evakuasi anak gajah yang terjatuh di bekas lubang sumur warga pada pekan lalu, tepatnya di Desa Muara Kilis Tebo dan saat anak gajah itu sudah bergabung kembali ke kelompoknya hasil monitoring petugas di lapangan.
Evakuasi anak gajah Sumatera yang terjebak di bekas lubang sumur warga Desa Muara Kilis berhasil dilakukan oleh tim BKSDA Jambi dibantu bersama warga sekitar. Sebelumnya anak gajah itu sudah terperangkap selama sekitar 2 hari, kemudian tim patroli mendapatkan informasi yang kemudian melakukan pemantauan serta langsung dievakuasi.
Proses evakuasi dengan menggunakan papan dan cangkul yang digunakan untuk membuat pijakan supaya anak gajah itu bisa keluar dari lubang yang diperkirakan sedalam 1,5-2 meter, setelah beberapa jam melakukan evakuasi anak gajah itu berhasil diangkat dan selamat serta kembali ke kelompoknya yang tidak jauh dari lokasi kejadian.
"Saat ini kawanan gajah Sumatera hidup hanya pada pada tiga titik dalam hutan lindung dan alam di Provinsi Jambi yang menjadi habitat kelompok gajah Sumatera," kata Kepala Seksi Wilayah II BKSDA Provinsi Jambi Faried di Jambi, Senin.
Data BKSDA Jambi mencatat ketiga titik lokasi kantong gajah yang menjadi populasi kawanan hewan berbadan besar itu pertama tersebar di sekitar kawasan hutan milik PT Restorasi Ekosistem Indonesia, Kecamatan Sumay tepatnya Taman Nasional Bukit Tigapuluh, kedua lokasinya di wilayah hutan Kabupaten Kerinci tepatnya di Taman Nasional Kerinsi Seblat (TNKS) dan terakhir ada kelompok yang terdiri dari tujuh ekor gajah yang berada di habitat daerah perbatasan Sumatera Selatan (Sumsel) - Jambi.
Untuk habitat di wilayah Bukit Tigapuluh Kecamatan Sumay ada beberapa kelompok yang hidup disana dengan jumlah mencapai sekitar 90 hingga 120 ekor gajah yang berada di habitat nya, sementara itu untuk jumlah gajah yang berada dalam hutan wilayah TNKS Kerinci hanya ada satu kelompok kawanan namun belum bisa dipastikan berapa ekor jumlah yang ada di kawanan gajah tersebut.
"Kami belum bisa mendata khusus jumlah gajah yang ada di Kabupaten Kerinci namun demikian bisa dipastikan mereka hidup dalam satu kelompok yang biasanya berjumlah di atas 10 ekor dalam kawanan itu," kata Faried lagi.
Dia juga menambahkan tindak perburuan gajah liar yang ada di Provinsi Jambi cukup jauh menurun hanya saja niatan untuk perburuan liar terutama gading gajah yang pastinya masih ada, namun kami dari BKSDA akan terus melakukan pemantauan dan pengawasan terkait habitat gajah Sumatera di Provinsi Jambi.
"Kalau yang namanya niat perburuan gajah liar terutama gadingnya masih ada, namun karena selalu kami lakukan pemantauan jadi tidak ada yang berani melakukan hal itu lagi, pada beberapa tahun lalu masih ada ditemukan gajah yang mati dan gading nya hilang, namun sudah dua tahun ini tindak perburuan itu bisa dikurangi," kata Faried.
Dia menambahkan terakhir pihak BKSDA Jambi adanya melakukan evakuasi anak gajah yang terjatuh di bekas lubang sumur warga pada pekan lalu, tepatnya di Desa Muara Kilis Tebo dan saat anak gajah itu sudah bergabung kembali ke kelompoknya hasil monitoring petugas di lapangan.
Evakuasi anak gajah Sumatera yang terjebak di bekas lubang sumur warga Desa Muara Kilis berhasil dilakukan oleh tim BKSDA Jambi dibantu bersama warga sekitar. Sebelumnya anak gajah itu sudah terperangkap selama sekitar 2 hari, kemudian tim patroli mendapatkan informasi yang kemudian melakukan pemantauan serta langsung dievakuasi.
Proses evakuasi dengan menggunakan papan dan cangkul yang digunakan untuk membuat pijakan supaya anak gajah itu bisa keluar dari lubang yang diperkirakan sedalam 1,5-2 meter, setelah beberapa jam melakukan evakuasi anak gajah itu berhasil diangkat dan selamat serta kembali ke kelompoknya yang tidak jauh dari lokasi kejadian.