Pekanbaru, (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekanbaru di Provinsi Riau membahas upaya penanganan masalah yang berkenaan dengan lesbian, gay, biseksual, dan transgender atau LGBT di lingkungan sekolah menyusul munculnya grup percakapan terkait LGBT di kalangan siswa sekolah dasar.
"Hari ini kita dapat info lebih ekstrem lagi, grup SD sudah ada LGBT. Jadi pekan depan ini bersama Setda dan Disdik kami mau rapat dengan seluruh kepala sekolah SMP, SD, bahkan PAUD," kata Penjabat Wali Kota Pekanbaru Muflihun di Pekanbaru, Senin.
Ia mengingatkan para orang tua untuk memantau perkembangan serta pergaulan anak agar terhindar dari faktor lingkungan yang bisa mempengaruhi orientasi seksual mereka.
"Dengan harapan yang namanya anak ini di rumah itu kan orangtua, di sekolah itu guru. Harapan kita anak itu bisa dipantau, bisa dilihat," katanya.
"Kalau LGBT itu susah menanganinya. Karena orang melihat laki-laki sama laki-laki berdua, orang melihat seakan berkawan biasa, sehingga susah untuk menanganinya," kata dia.
Ia mengatakan bahwa pemerintah kota mengupayakan Dinas Pendidikan memasukkan materi pelajaran muatan lokal yang ditujukan untuk mencegah terjadinya penyimpangan orientasi seksual.
Selain itu, Muflihun meminta para pemuka agama di Kota Pekanbaru bersama-sama membangun gerakan masif untuk menyampaikan bahwa dalam agama LGBT hukumnya haram dan merupakan bentuk kejahatan.
"Yang ada ini sekarang pelan-pelan kita minta. Bahkan ini kita sudah sampaikan ke MUI juga secara masif, baik itu di masjid, bisa disampaikan tentang peran orangtua menyikapi peran LGBT yang ada di Pekanbaru ini," katanya.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sudah menerima informasi mengenai kelompok LGBT di kalangan siswa sekolah dasar yang diketahui saat guru merazia telepon genggam milik siswa.
Kementerian sudah meminta Pemerintah Kota Pekanbaru untuk menelusuri grup percakapan mengenai LGBT di kalangan siswa sekolah dasar tersebut.
"Hari ini kita dapat info lebih ekstrem lagi, grup SD sudah ada LGBT. Jadi pekan depan ini bersama Setda dan Disdik kami mau rapat dengan seluruh kepala sekolah SMP, SD, bahkan PAUD," kata Penjabat Wali Kota Pekanbaru Muflihun di Pekanbaru, Senin.
Ia mengingatkan para orang tua untuk memantau perkembangan serta pergaulan anak agar terhindar dari faktor lingkungan yang bisa mempengaruhi orientasi seksual mereka.
"Dengan harapan yang namanya anak ini di rumah itu kan orangtua, di sekolah itu guru. Harapan kita anak itu bisa dipantau, bisa dilihat," katanya.
"Kalau LGBT itu susah menanganinya. Karena orang melihat laki-laki sama laki-laki berdua, orang melihat seakan berkawan biasa, sehingga susah untuk menanganinya," kata dia.
Ia mengatakan bahwa pemerintah kota mengupayakan Dinas Pendidikan memasukkan materi pelajaran muatan lokal yang ditujukan untuk mencegah terjadinya penyimpangan orientasi seksual.
Selain itu, Muflihun meminta para pemuka agama di Kota Pekanbaru bersama-sama membangun gerakan masif untuk menyampaikan bahwa dalam agama LGBT hukumnya haram dan merupakan bentuk kejahatan.
"Yang ada ini sekarang pelan-pelan kita minta. Bahkan ini kita sudah sampaikan ke MUI juga secara masif, baik itu di masjid, bisa disampaikan tentang peran orangtua menyikapi peran LGBT yang ada di Pekanbaru ini," katanya.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sudah menerima informasi mengenai kelompok LGBT di kalangan siswa sekolah dasar yang diketahui saat guru merazia telepon genggam milik siswa.
Kementerian sudah meminta Pemerintah Kota Pekanbaru untuk menelusuri grup percakapan mengenai LGBT di kalangan siswa sekolah dasar tersebut.