New York (ANTARA) - Dolar AS sedikit menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena investor tetap berhati-hati menjelang beberapa keputusan kebijakan utama yang akan dirilis minggu ini, dengan Federal Reserve diperkirakan akan mempertahankan suku bunga untuk pertama kalinya sejak Januari 2022.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,09 persen menjadi 103,6455 pada akhir perdagangan.
Dolar AS memperoleh dukungan karena imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun naik pada Senin (12/6/2023) pagi meskipun berubah menjadi kerugian pada sore hari.
Biro Statistik Tenaga Kerja AS dijadwalkan akan merilis survei indeks harga konsumen (IHK) Mei pada Selasa pagi waktu setempat. Jika data IHK lebih kuat dari yang diperkirakan atau bahkan secara tidak terduga lebih tinggi dari pembacaan sebelumnya, kemungkinan akan meningkatkan kemungkinan kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve dan berpotensi mengubah lintasan lemah indeks dolar AS.
"Investor telah menantikan jeda Fed dalam siklus kenaikan suku bunga sejak dimulai lebih dari setahun yang lalu. Mereka mencoba untuk keluar sebelum itu," kata Burns McKinney, manajer portofolio NFJ Investment Group di Dallas.
Euro naik terhadap dolar AS pada Senin (12/6/2023) pagi karena potensi keputusan yang berbeda dari Federal Reserve dan Bank Sentral Eropa minggu ini mendorong aksi harga, catat Monex USA, penyedia valuta asing, manajemen risiko, dan solusi pembayaran internasional.
Pertemuan kebijakan moneter di Fed, Bank Sentral Eropa dan Bank Sentral Jepang akan mengatur nada minggu ini karena pasar mencari petunjuk dari para pembuat kebijakan tentang jalur suku bunga di masa depan.
"Meskipun kemungkinan besar Fed akan "melewatkan" kenaikan bulan ini, tampaknya tidak ada yang ingin terjebak di pasar yang salah jika mereka memilih untuk kenaikan bulan ini, menjaga volatilitas rendah di sebagian besar mata uang utama," kata Helen Given, pedagang valas di Monex USA di Washington.
Dia mengatakan semua orang tampaknya "menahan napas" dan menunggu isyarat dari Ketua Fed Jerome Powell.
"Kenaikan Rabu (14/6/2023) kemungkinan akan sangat positif terhadap dolar karena akan bertentangan dengan ekspektasi pasar saat ini," kata Given.
Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,0756 dolar AS dari 1,0749 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,2505 dolar AS dari 1,2575 dolar AS pada sesi sebelumnya.
Dolar AS dibeli 139,5750 yen Jepang, lebih tinggi dari 139,4000 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9096 franc Swiss dari 0,9031 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3371 dolar Kanada dari 1,3351 dolar Kanada. Dolar AS turun menjadi 10,8117 krona Swedia dari 10,8235 krona Swedia.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,09 persen menjadi 103,6455 pada akhir perdagangan.
Dolar AS memperoleh dukungan karena imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun naik pada Senin (12/6/2023) pagi meskipun berubah menjadi kerugian pada sore hari.
Biro Statistik Tenaga Kerja AS dijadwalkan akan merilis survei indeks harga konsumen (IHK) Mei pada Selasa pagi waktu setempat. Jika data IHK lebih kuat dari yang diperkirakan atau bahkan secara tidak terduga lebih tinggi dari pembacaan sebelumnya, kemungkinan akan meningkatkan kemungkinan kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve dan berpotensi mengubah lintasan lemah indeks dolar AS.
"Investor telah menantikan jeda Fed dalam siklus kenaikan suku bunga sejak dimulai lebih dari setahun yang lalu. Mereka mencoba untuk keluar sebelum itu," kata Burns McKinney, manajer portofolio NFJ Investment Group di Dallas.
Euro naik terhadap dolar AS pada Senin (12/6/2023) pagi karena potensi keputusan yang berbeda dari Federal Reserve dan Bank Sentral Eropa minggu ini mendorong aksi harga, catat Monex USA, penyedia valuta asing, manajemen risiko, dan solusi pembayaran internasional.
Pertemuan kebijakan moneter di Fed, Bank Sentral Eropa dan Bank Sentral Jepang akan mengatur nada minggu ini karena pasar mencari petunjuk dari para pembuat kebijakan tentang jalur suku bunga di masa depan.
"Meskipun kemungkinan besar Fed akan "melewatkan" kenaikan bulan ini, tampaknya tidak ada yang ingin terjebak di pasar yang salah jika mereka memilih untuk kenaikan bulan ini, menjaga volatilitas rendah di sebagian besar mata uang utama," kata Helen Given, pedagang valas di Monex USA di Washington.
Dia mengatakan semua orang tampaknya "menahan napas" dan menunggu isyarat dari Ketua Fed Jerome Powell.
"Kenaikan Rabu (14/6/2023) kemungkinan akan sangat positif terhadap dolar karena akan bertentangan dengan ekspektasi pasar saat ini," kata Given.
Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,0756 dolar AS dari 1,0749 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,2505 dolar AS dari 1,2575 dolar AS pada sesi sebelumnya.
Dolar AS dibeli 139,5750 yen Jepang, lebih tinggi dari 139,4000 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9096 franc Swiss dari 0,9031 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3371 dolar Kanada dari 1,3351 dolar Kanada. Dolar AS turun menjadi 10,8117 krona Swedia dari 10,8235 krona Swedia.